Politik

BPN dan TKN Kompak Bicara Korban Aksi Brutal di Papua

Kelompok Sparatis OPM (Ilustrasi)
Kelompok Sparatis OPM (Ilustrasi)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Penyanderaan dan pembunuhan massal terhadap sejumlah pegawai pekerja proyek jalan Trans Papua di Distrik Yigi, Kabupaten Nduga, Papua beberapa waktu lalu oleh kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) yang diduga bagian dari Organisasi Papua Merdeka (OPM) memantik simpati sekaligus sindiran dari Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi juga simpati dari Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin.

Juru debat BPN Prabowo-Sandi, Suhud Alynudin menilai aksi keji kelompok OPM tersebut, menunjukkan selama ini pemerintah tidak tegas memberantas kelompok separatis. Padahal, kata dia, selama ini pemerintah melalui aparat kepolisian dielu-elukan soal kesuksesan memberantas jaringan teroris, yang selalu dilabelkan dengan ‘kelompok Islam’.

Simak:

“Kami kira pemerintah dan aparat perlu meningkatkan ketegasannya memberantas kelompok ini, seperti menindak teroris berlabel ‘Islam’,” tegas Direktur Pencapresan DPP PKS ini kepada wartawan, Jakarta, Rabu (5/12/2018).

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Menang Telak di Jawa Timur, Gus Fawait: Partisipasi Milenial di Pemilu Melonjak

Bagi Suhud, alih-alih pemerintah semangat berantas kelompok teroris berlabel ‘Islam’, justru kelompok separatis seperti OPM inilah yang seharusnya juga masuk dalam kategori teroris. Pengkategorisasian kelompok separatis sebagai kelompok teroris tersebut merujuk pada UU Nomor 5/2018, tentang Perubahan UU Terorisme.

Dalam UU itu, kata dia, sangat jelas aksi OPM masuk kategori terorisme. Di mana aksi tersebut telah berujung kekerasan dan pembunuhan, yang menimbulkan suasana teror dan menyerang objek strategis publik, dan bermuatan politik. “Konsekuensinya aparat dalam penindakan harus memperlakukan OPM sebagai kejahatan luar biasa, bukan sekadar aksi kriminal,” terangnya.

Kendati demikian, lanjut Suhud, atas nama BPN, ia turut prihatin dan belasungkawa kepada para korban dan keluarga korban. BPN mengharapkan pemerintah melalui aparat yang berwenang memberikan kompensasi yang layak bagi keluarga korban, dan warga di berada di kawasan tersebut saat insiden kekerasan.

Sebelumnya Juru bicara TKN Jokowi-Ma’aruf, Arya Sinulingga menyesalkan peristiwa yang menimpa para pekerja yang jadi korban tersebut. “Kita berduka betul, kejadian seperti ini masih ada di Indonesia. Dan kita tahu bahwa (para) pekerja ini bekerja membangun Indonesia, bekerja membangun Papua,” kata Arya, Jakarta, Selasa (4/12).

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Resmi Menang Pilpres 2024, Gus Fawait: Iklim Demokrasi Indonesia Sudah Dewasa

Lokasi bekerja yang jauh dari keluarga, lanjutnya, dan berada di tempat terpencil di tengah hutan tetap dilakukan oleh para pekerja itu. Hal tersebut, kata dia, menjadi tantangan pemerintah saat membangun Indonesia, khususnya dalam hal infrastruktur. Sebab, masih adanya lokasi yang sulit dijangkau karena letaknya yang terpencil.

“Hari ini kita disadarkan bahwa membangun Indonesia itu tidak mudah. Ketika Pak Jokowi mengatakan membangun infrastruktur di Papua, orang dengan mudah mengatakan itu (sudah) sejak jaman dulu,” katanya.

Baca Juga:

Ia meminta kepada aparat keamanan untuk menangkap pelaku yang telah melakukan pembunuhan terhadap para pekerja itu. Sehingga hukum bisa ditegakan. Arya meyakini, Jokowi dan pemerintah akan terus berkomitmen membangun Indonesia apapun tantangannya. Ia berharap, ke depannya aparat keamanan dan kepolisian akan menjaga para pekerja yang meneruskan kembali pembangunan infrastruktur tersebut.

Baca Juga:  Bukan Emil Dardak, Sarmuji Beber Kader Internal Layak Digandeng Khofifah di Pilgub

Ia juga menuturkan, 31 pekerja yang tewas terbunuh itu sebagai pejuang pembangunan Papua. “Mereka adalah para pejuang yang harus kita hargai. Mereka telah berjuang membuka Indonesia dari keterbelakangannya dan keterpencilannya,” imbuh Arya.

Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,149