Mancanegara

Bikin Utang Bengkak, Mahathir Mohamad Bakal Hapus Sejumlah Proyek Belt and Road China

proyek china, malaysia hapus proyek cina, belt and road, proyek obor, obor cina, mahathir hapus proyek cina, utang malaysia, proyek besar obor cina, nusantaranews
Jalur sutera abad 21 Cina (Obe Belt One Road Initiative China). (Foto: Ist)

NUSANTARANEWS.CO, Kuala Lumpur – Di bawah kepemimpinan Mahathir Mohamad, Malaysia mulai mengkaji ulang sejumlah proyek kerjasama Malaysia-Tiongkok dalam skema Belt and Road Initiative, proyek OBOR Cina. Salah satunya proyek kereta api yang memakan dana sekitar $14 miliar.

Dilansir Reuters, Minggu (27/5) Malaysia bahkan berupaya menghapus proyek-proyek besar lantaran utang luar negerinya sudah mencapai angka $50 atau setara Rp 700 triliun. Pengurangan utang luar negeri Malaysia kini telah menjadi prioritas utama Mahathir dan berjanji akan meninjau kembali proyek-proyek besar yang disepakati oleh pemerintaha sebelumnya, Najib Razak.

Baca juga: Pemerintah Sepakat Kerjasama dengan Hong Kong dan Tiongkok Wujudkan Proyek One Belt One Road

Salah satu proyek besar tersebut ialah kereta api East Coast Rail Link, kerjasama Malaysia-Cina dalam skema Belt and Road yang membutuhkan anggaran senilai 55 miliar ringgit atau $13,82 miliar.

Proyek ini rencananya akan merentang jarak 688 kilometer atau 430 mil yang menghubungkan Laut Cina Selatan di perbatasan Thailand kawasan timur hingga ke Selat Malaka yang merupakan jalur pelayaran strategis dunia.

Baca Juga:  Keluarnya Zaluzhny dari Jabatannya Bisa Menjadi Ancaman Bagi Zelensky

“Kami sedang menegosiasikan kembali persyaratannya. Proyek ini sangat merusak ekonomi kami,” kata Mahathir pada surat kabar keuangan The Edge.

Baca juga: Membaca Kembali Geopolitik Indonesia di Mata China

Diketahui, di bawah kepemimpinan Najib Razak Cina berhasil meloloskan proyek-proyek besar yang merupakan bagian dari visi Jalur Sutera Abad 21 Cina. Proyek East Coast Rail Link ini sedang dibangun oleh China Communications Construkction Co Ltd, dan sebagian besar dibiayai dana pinjaman dari China Exim Bank.

“Dia (Najib) sebenarnya tahu betul bahwa ECRL (East Coast Rail Link), misalnya, merupakan sebuah proyek yang tidak bisa kita bayar. Itu tidak memiliki tujuan apapun, tidak memberikan keuntungan buat kami,” katanya.

Baca juga: Kesamaan Kondisi Malaysia dan Indonesia Sebelum Oposisi Tumbangkan Najib Razak

Saat ini utang pemerintah Malaysia mencapai lebih dari satu triliun ringgit atau sekitar $251,32 miliar. Uang tersebut setara Rp3,514 triliun atau 80 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Malaysia. Dengan menghapus sejumlah proyek besar tersebut, Malaysia kata Mahathir bisa mengurangi beban utang sebesar 200 miliar ringgit atau $50,26 miliar.

Baca Juga:  Mantan Komandan NATO Menyerukan untuk Mengebom Krimea

Selain itu, Mahathir juga akan mengkaji ulang kesepakatan dengan SIngapura dalam proyek rel kereta cepat (HSR) yang menghubungkan Kuala Lumpur dengan negara-kota. Proyek yang menelan anggaran sekita $17 miliar akan dikaji ulang kesepakatannya dan saat ini sedang menunggu tender dan dijadwalkan rampung pada 2026 mendatang.

Baca juga: Hong Kong-Shanghai Perkuat Kolaborasi Infrastruktur di Indonesia Melalui Inisiatif Belt and Road

“Jadi kami akan mencari tahu bagaimana kami dapat mengurangi jumlah uang yang harus kami bayar dalam setiap perjanjian kerjasama,” kata Mahathir. (red/ed/nn)

Editor: Gendon Wibisono

Related Posts

1 of 3,050