NUSANTARANEWS.CO, Beijing – Di tengah meningkatnya ketegangan di Semenanjung Korea, China kembali memperlihatkan keberpihakannya. China memohon untuk menyelesaikan krisis Korea dengan dialog.
Jepang menganggap dialog sudah tidak ada artinya, dan sanksi berat terhadap Korea Utara adalah sebuah keniscayaan. China tetap menolak. Sanksi ekonomi, tentu akan membuat China merugi karena Pyongyang merupakan salah satu mitra dagang utama Beijing.
Setelah menolak kesepakatan DK PBB menjatuhkan sanksi ekonomi berupa larangan ekspor tekstil dan membantasi impor minyak mentah. China mundur dari sanksi ini, sementara Rusia mengecamnya.
- Korea Selatan Kembali Kerahkan THAAD
- Pada Napasku yang Sekarat, Akan Kusuruh Mereka Bawa Pergi THAAD
- Begini Canggihnya Sistem Pertahanan THAAD
Terbaru, China mendesak Korea Selatan menarik sistem anti-rudal Terminal Altitude Area Defense (THAAD) yang ditempatkan di perbatasan Korea.
Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, seperti dilaporkan Reuters meminta agar Korea Selatan mencabut THAAD itu. Wang berkomentar saat bertemu dengan Kang Kyung-wha di sela-sela pertemuan PBB di New York, Rabu (20/9) kemarin.
Korea Selatan tidak sendiri menempatkan THAAD di perbatasan Korea tersebut melainkan kesepakatan bersama dengan Amerika Serikat. Kedua negara merasa perlu memasang THAAD untuk mempertahankan diri dari ancaman peluru kendali dan senjata nuklir Korea Utara.
Bagi China, keberadaan THAAD tersebut hanya akan membuat situasi semakin tegang. Justru, sistem radar itu akan membuat Korea Utara semakin merasa tertekan dan terancam. (ed)
(Editor: Eriec Dieda)