Budaya / SeniKhazanah

Bahasa Indonesia Faktor Kunci Membangun Integrasi Sosial

Mantan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof. Dr. Mahsun. (FOTO: Dok. UMM)
Mantan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Prof. Dr. Mahsun. (FOTO: Dok. UMM)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan (PPSDK) menyelenggarakan Seminar Internasional Kebahasaan pada 9—12 Juli 2019 di Jakarta.

Seminar ini mengusung tema “Memajukan Peran Bahasa dalam Kancah Kontemporer Bahasa Indonesia: Penguatan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan di Berbagai Bidang”; dan terdiri atas empat subtema, yaitu Kebinekaan Bahasa, Bahasa dan Pengajaran, Penerjemahan, dan Forensik Kebahasaan.

Mantan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Mahsun, yang membawakan materi berjudul “Linguistik Diakronis: Ancangan Alternatif Bagi Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan Menuju Indonesia yang Berkedamaian” menegaskan salah satu syarat mewujudkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing adalah identitas atau jati diri yang kuat.

Baca Juga:

“Dan bahasa Indonesia memiliki peranan penting dalam pembentukan identitas diri manusia Indonesia masa depan,” dalam paparan materinya.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

Mahsun berharap agar pendidikan kebahasaan di sekolah tidak hanya mengajarkan tentang kaidah berbahasa yang baik dan benar saja.

Namun, lanjut Guru Besar Universitas Negeri Mataram ini, yang terpenting adalah juga menumbuhkan pemahaman dan keyakinan yang kuat di benak setiap anak-anak Indonesia mengenai peran penting bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang menjadi prasyarat suksesnya pembangunan.

“Peran kesejarahan bahasa Indonesia dalam pembentukan Indonesia harus disampaikan dan diperkuat lagi. Mestinya lebih banyak di pendidikan dasar,” pesannya.

Mahsun juga menyampaikan bahwa bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa menjadi salah satu faktor kunci untuk membangun integrasi sosial.

“Faktor kesamaan itu membangun komunikasi sosial. Penggunaan bahasa yang sama (bahasa Indonesia) itu membuka ruang terjadinya komunikasi sosial dan budaya yang mengarah pada integrasi sosial,” tuturnya.

Oleh karena itu, diperlukan upaya pengembangan strategi dengan memanfaatkan keberagaman bahasa untuk tujuan diplomasi kebahasaan menuju Indonesia yang berkedamaian; yang rukun, harmonis, toleran, dan tercipta kerja sama atau gotong royong yang penting bagi pembangunan nasional. “Membangun Indonesia ini berarti juga menjaga masyarakatnya tetap satu,” ujar Mahsun.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Melalui studi linguistik diakronis, dikatakan Mahsun, pemerintah dapat mengembangkan program-program diplomasi kebahasaan untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa. Disebutnya, hasil studi dapat menunjukkan kedekatan hubungan kekerabatan sebagai suatu bangsa yang besar.

“Kita mengembangkan perencanaan pemanfaatan bahasa, atau fakta-fakta (dari hasil penelitian) untuk membuat Indonesia yang lebih damai,” pungkasnya.

Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 3,147