NUSANTARANEWS.CO, Bangkalan – Gerakan Mahasiswa Madura melakukan aksi pada Jumat (23/2) menolak kebijakan impor garam asal Australia dan India yang dinilai sangat merugikan rakyat.
Koordinator aksi, Moh Khoirul Huda mengatakan, stok garam yang ada masih menumpuk sebanyak 60.000 MT dan belum sempat tersalurkan. Namun, masyarakat Madura kini tengah terusik dengan datangnya garam impor dari kedua negara tersebut.
“Kami meminta DPRD Bangkalan tidak main mata dengan mafia garam. Tolak impor garam sekarang juga,” kata Huda kepada NusantaraNews, Jumat (23/2).
Huda menuturkan, kasus impor garam sebetulnya sudah dikonsolidasikan ke pihak DPRD Jawa Timur serta Dinas Kelautan dan Pertanian. Garam impor tersebut diletakkan di Gudang PT Garindo di Masyar Gersik. Namun, sampai saat ini belum juga ada tindakan yang jelas dari aparat penegak hukum.
Huda bersama rekan-rekannya meminta DPRD Bangkalan juga melakukan penolakan atas merebaknya impor garam tersebut. Kata dia, impor garam harus ditolak mengingat Madura merupakan salah satu penyuplai terbesar garam nasional.
“Jika masih merasa dibesarkan oleh asinnya garam Madura. Mari saling sinergi mengusut tuntas mafia garam. Ini sudah keterlaluan. Madura tidak akan pernah berhenti menyuplai garam pada negara ini. Selama hal itu tidak ada kongkalikong antara pemerintah dengan mafia garam tersebut,” kata orator aksi, Ria Afre.
Baca juga:
Petani Garam Sumenep Keluhkan Rencana Pemerintah Impor Garam
Impor Garam Industri 3,7 Ton, Senator Nawardi: Swasembada Hanya Akal-akalan
Ironis! Negara Maritim Impor Garam
Demontran kecewa karena kedatangan mereka tidak ditemui langsung oleh pimpinan DPRD setempat.
Hariji, Kabag Keuangan DPRD Bangkalan tampak berada di tengah-tengah mereka. Ia mencoba memberikan penjelasan kepada demontran. Menurutnya, 49 anggota Dewan sedang Bimtek di luar kota.
“Saya sepakat tidak ada impor garam. Tapi mohon maaf, 49 anggota DPRD sedang melakukan Bimtek keluar kota. Akan kami sampaikan tuntutan adek-adek mahasiswa ini,” kata Hariji.
Hanya ditemui Kabag Keuangan demonstran memilih angkat kaki dari kantor DPRD Bangkalan. (zu/mar)
Pewarta: Yahya Suprabana
Editor: Eriec Dieda