Budaya / SeniPuisi

Mengemas Rindu sambil Mengerami Luka di Rumah Tuhan

Puisi Moh. Ramli
MENGEMAS RINDU SAMBIL MENGERAMI LUKA DI RUMAH TUHAN

Tak usai-usai mengemas rindu di rumahmu
sambil mengerami luka yang kemudian menetas di mata.
Basah jubah, masih tak dapat menebus dosa yang ada

berkali-kali kupupuk benih rindu, namun belum juga tumbuh jadi rindu
hanya gemerisik sampah dan suara daun jendelamu melepas mata.
Masih bukan rindu, Masih bukan yang kuraba.

Rindu ini tak seperti rindu yang pernah jadi tawananku.
Jika ku sanjung, ia malah semakin jauh, bahkan hilang sama sekali.
Namun saat ku acuhkan, ia malah memeluk sampai tubuh gemetar.
Aku sangat memahami itu. Jadi jangan sesekali biarkan ia jauh di hati
sekalipun raib, di karenakan teman abadi, dunia dan akhirat.
jika tak ingin tuhan melenyapkan selamanya untuk kita.

Rindu yang tak dapat di sentuh tanpa ridhonya
apalagi untuk ku genggam, sangatlah mustahil.

Pernah ku dengar pitawat paman dulu.
“Jika kau melakukannya dengan memejam mata
maka rindu datang berupa cahaya, lalu menusuk matamu hingga buram.
Tentu saja kau melepas mata meski hakikatnya kau ingin menatapnya,
di karenakan perih yang tak mampu kau tahan.
Dan jika kau melakukannya dengan mata telanjang
Maka rindu itu hanya akan berhembus seperti bayu di musim semi”.

Baca Juga:  Ketum APTIKNAS Apresiasi Rekor MURI Menteri Kebudayaan RI Pertama

Jakarta 16 Juni 2017

Related Posts

1 of 122