NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menyatakan pemerintah sampai saat ini masih mengkaji dan belum merencanakan Embargo Perdagangan atas Myanmar. Hal tersebut sebagai bentuk protes pemerintah atas aksi represif pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya.
Enggartiasto mengatakan, saat ini, Kemendag masih menunggu arahan dari Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang telah bertemu dengan Aung San Suu Kyi dan menyampaikan usulan formula untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Rakhine, termasuk dengan membuka akses bantuan.
“Belum tahu, itu tanya ke Menteri Luar Negeri. Saya kan ujungnya saja. Kita lihat, kita tunggu kebijakan luar negeri dari Bu Menlu, supaya satu garis supaya jangan jalan sendiri-sendiri,” ujarnya saat ditemui di Double Tree Hilton Cikini, Jakarta, Selasa (5/9/2017).
Selama ini volume dan nilai perdagangan Indonesia dengan Myanmar terhitung kecil. Artinya, jika dilakukan embargo pun tidak akan berdampak signifikan terhadap kinerja perdagangan Indonesia. “Kecil, merata (produknya), tidak ada yang spesifik besar, mereka kan juga masih kecil. Yang gede sebenarnya investasi di sana dari Amerika,” jelas dia.
Kemendag membukukan ekspor Indonesia ke Myanmar meliputi kertas dan produk dari kertas, minyak sawit, besi dan baja, tembakau dan karet. Sementara, impor Indonesia dari Myanmar meliputi tepung kanji, kayu, kacang-kacangan, soda, ikan dan sayur-mayur.
Pewarta: Ricard Andhika
Editor: Ach. Sulaiman