NUSANTARANEWS.CO – Presiden Swiss, Doris Leuthard mengatakan bahwa kunjungan Presiden China Xi Jinping akan memiliki efek stabilisasi pada Eropa dan seluruh dunia tentang perubahan dan tantangan yang mempengaruhi lanskap internasional.
Bicara kepada Xinhua, Leuthard menuturkan adanya harapan besar dalam KTT Davos.
“Saya rasa ada harapan yang berbeda, (dan) itu akan menjadi kunjungan yang sangat penting bagi seluruh Eropa dan mungkin dengan beberapa elemen yang memiliki pengakuan di seluruh dunia,” kata Leuthard dalam sebuah wawancara.
“Seperti yang anda tahu kita berada dalam situasi yang sulit. Saya pikir China dapat menggunakan situasi ini untuk menunjukkan status daya dunia dan bagaimana hal itu dapat menjadi faktor terciptanya stabilitas,” tambahnya.
Dia merujuk pada perubahan dari pemerintah yang telah terjadi pada beberapa negara besar di dunia, serta ketegangan yang telah berlangsung lama terkait hubungan antar negara-megara.
Swiss adalah di antara negara-negara Eropa pertama yang mengakui status ekonomi pasar China, serta negara Barat pertama yang membangun hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat China, kata Leuthard.
Dia menghubungkan perkembangan hubungan bilateral dengan kepercayaan dan keyakinan antara Berne dan Beijing sebagai hasil dari diskusi bertahun-tahun, pertemuan dan sikap saling pengertian.
Hubungan bilateral ini akan diperkuat oleh kunjungan Xi, dan ruang baru akan dibuka untuk hubungan kerjasama untuk bergerak ke level berikutnya, kata Leuthard.
“Ada harapan di tingkat bilateral, (dan) kami akan menandatangani cukup banyak perjanjian baru dan dengan demikian memperbesar bidang kerjasama kami,” jelasnya yakin.
Xi akan membalas kunjungan kenegaraan ke Swiss dari 15 -18 Januari, atas undangan dari Dewan Federal Swiss.
Selama kunjungan, Xi akan menghadiri pertemuan tahunan ke-47 Forum Ekonomi Dunia (WEF) pada 17 Januari, atas undangan pendiri WEF dan Ketua Eksekutif Martin Klaus Schwab.
Ia juga akan mengunjungi Kantor PBB di Jenewa dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), serta markas Olimpiade Internasional Komite (IOC) di Lausanne pada 18 Januari, atas undangan dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Direktur WHO -Jenderal Margaret Chan, dan Presiden IOC Thomas Bach. (Sego/ER)