NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wakil Ketua Lembaga Penyuluhan dan Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LPBHNU) Periode 2015-2020 Amsori mengaku sepakat bahwa demokrasi di Indonesia membutuhkan healing room atau ruang pemulihan bagi demokrasi.
“Bagi PBNU, demokrasi itu harus berasaskan nilai-nilai Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI, dan Undang-undang. Oleh karenanya, demokrasi di Indonesia harus punya roh keindonesiaan yang sejati yang ditopang oleh nilai-nilai budaya dan adat istiadat sendiri, oleh ideologi Pancasila dan rasa nasionalisme yang kuat,” kata Amsori dalam keterangannya, Senin (16/9/2019).
Baca juga: Revisi UU KPK, LPBHNU Persilahkan Rakyat Tempuh Jalur Hukum Bukan Malah Demo di Jalanan
Tanpa itu semua, lanjut dia, demokrasi di Indonesia hanya akan tinggal nama. Ia berharap demokrasi tidak dijadikan sebagai topeng.
“Gagasan healing room perlu disebarluaskan agar ada political breakthrough yang serius dari para elite dan kaum intelektual di negeri Nusantara tercinta ini,” tandasnya.
Sebelumnya Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo menyinggung perlunya healing room dalam demokrasi di Indonesia. Menurut mantan Bupati Kulonprogo , tantangan hari ini adalah bagaimana mempertahankan NKRI dengan baik di tengah kebhinekaan yang semakin dinamis.
Baca juga: Soal Revisi UU KPK, Amsori: Kalau Bersih Ya Jangan Takut Diawasi
“Lingkungan sekarang sudah sangat berbeda dengan yang dulu-dulu,” kata Hasto dikutip dari Times Indonesia.
Selain untuk masyarakat luas, persoalan demokrasi juga harus diterjemahkan para pemimpin bangsa. Baginya perlu ada hal baru mengenai pemahaman dalam nasionalisme dan patriotisme.
“Jadi, harus ada nasionalisme baru dan patriotisme baru di era kekinian dalam balutan sistem demokrasi yang modern. Dua pokok pikiran ini nanti menjadi konsep healing room dalam sistem demokrasi Indonesia,” ujarnya.
Pewarta: Romadhon
Editor: Eriec Dieda