NUSANTARANEWS.CO, Washington – Gegabah menuduh Donald Trump tidak pro terhadap perjanjian perubahan iklim dan tampaknya agak sulit dibenarkan. Amerika Serikat kini perlahan tapi pasti mulai menutup perusahaan batubaranya.
Mengutip Reuters, perusahaan tenaga listrik AS Vista Energy Corp mengatakan pihaknya akan menutup dua pembangkit listrik tenaga batubara karena alasan ekonomi.
Anak perusahaan Vistra (VST.N) Luminant akan menutup dua pembangkit listrik di Texas. Pengumuman tersebut datang hanya seminggu setelah Luminant mengungkapkan penutupan pabrik Texas berikutnya.
Bersama-sama ketiga pembangkit tersebut akan mengeluarkan lebih dari 4.200 megawatt (MW) tenaga batubara, cukup untuk memasok listrik ke lebih dari empat juta rumah.
Administrator Badan Perlindungan Lingkungan Scott Pruitt mengatakan pada Selasa lalu bahwa dia ingin mengurangi tekanan pada industri batubara dengan membatalkan serangkaian peraturan yang diberlakukan di bawah Presiden Barack Obama, yang dikenal secara kolektif sebagai Clean Power Plan.
Peraturan ini berusaha mengurangi emisi gas rumah kaca dari pembangkit listrk. Perusahaan bahan bakar fosil dan beberapa negara bagian mengatakan peraturan tersebut terlalu berat dihentikan sebelum diberlakukan oleh Mahkamah Agung.
Namun penutupan baru ini menunjukkan regulasi bukan satu-satunya tekanan pada batubara. Gas murah dari produksi shale selama dekade terakhir telah membuat beberapa pabrik batubara yang sudah tua tidak ekonomis, terutama yang memerlukan upgrade mahal untuk memenuhi peraturan lingkungan yang semakin ketat, yang kerap diberlakukan oleh negara bagian.
“Sungguh ironis bahwa berita ini datang pada minggu yang sama, administrasi Trump memilih untuk memutar kembali peraturan Clean Power yang akan mengurangi polusi pencemaran di pembangkit listrik,” kata Ilan Levin, Texas Direktur kelompok anti-polusi Proyek Lingkungan Integritas, dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
Kapasitas pabrik batubara AS yang diperkirakan akan ditutup pada 2018 saat ini lebih dari 13.600 MW dibandingkan dengan yang diperkirakan 7.600 MW pada tahun 2017 dan hampir 13.000 MW pada tahun 2016. Pada tahun 2015, perusahaan listrik menutup hampir 18.000 MW pembangkit listrik tenaga batubara, yang paling banyak di setiap tahun.
Batubara berfungsi sebagai sumber bahan bakar utama untuk pembangkit listrik AS selama satu abad, namun penggunaannya telah menurun sejak puncaknya di tahun 2007.
Gas menjadi bahan bakar pembangkit listrik utama pada 2016 ketika jumlah batubara yang digunakan untuk menghasilkan listrik turun ke tingkat terendah sejak 1982. (ed)
Redaksi/Nusantaranews