NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ketua Umum PP. Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (MADANI) Idy Muzayyad mengatakan, menjelang bulan suci Ramadhan 1439 H, masyarakat Indonesia dikejutkan serangkaian aksi yang menjurus pada benang merah radikalisme agama.
Seperti sebuah orkestra, kata Idy, setelah kerusuhan narapidana Terorisme di Mako Brimob disusul dengan ledakan bom di tiga Gererja di Surabaya dan yang terakhir ledakan bom di Rusunawa Sidoarjo Ahad (13/5/2018) disusul pagi ini Bom di Polrestabes Surabaya (14/5).
Baca:
- Aksi Teroris Biadab, PPP Dorong RUU Terorisme Disahkan Secara Marathon
- DPR RI Nilai Sudah Saatnya TNI Dilibatkan dalam Penanganan Teroris di Indonesia
- Kutuk Aksi Teror Bom di Surabaya, IKA FISHUM UIN Jogja Minta Revisi UU Terorisme Segera Disahkan
- Pengamat Internasional Ungkap Alasan Kenapa Polisi Jadi Target Teroris
- Tangkap 5 Teroris, Kapolri Pastikan Tokoh JAT dan JAD Jatim Berhasil Dibekuk
“Ini menunjukkan bahwa radikalisme, apalagi yang mengatasnamakan agama, adalah fakta bukan fiksi. Fakta yg mengoyak nilai-nilai kemanusiaan kita dan bertentangan dengan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil aalamin,” tegas Idy dalam keterangannya seperti diterima NUSANTARANEWS.CO, Senin (14/5/2018).
Mencermati rangkaian peristiwa itu, lanjut Idy, PP. MADANI menyampaikan ucapan dan rasa duka yang mendalam untuk para korban. “Semoga suratan takdir ini akan semakin memperkuat iman dan keikhlasan diri serta akan menjadi pelajaran dan semangat yang berharga untuk semakin menumbuhkan semangat damai dan anti kekerasan,” doa Idy.
Idy juga menyampaikan, PP MADANI mengutuk dengan keras segala bentuk terorisme dan radikalisme. “Islam dan semua agama tak ada satupun yang mengabsahkan tindakan kekerasan dengan cara menebar kebencian & teror. Hal ini jelas bertentangan dengan ciri Islam yang Rahmatan Lil aalamin,” imbuhnya.
Sementera itu, Sekretaris Umum PP MADANI, Syarifuddin menyatakan MADANI mendesak perlunya langkah-langkah yang strategis- sistematis dalam penanggulangan radikalisme dan terorisme di Indonesia, khususnya mempertegas dukungan multi pihak dalam mempercepat UU anti Terorisme.
“Meminta semua pihak, khususnya tokoh-tokoh publik baik dari Partai Politik, Pejabat Pemerintah dan Pimpinan Ormas untuk membangun komitmen bersama dalam menciptakan rasa aman dan damai di kalangan masyarakat, dengan cara membuat statemen yang sejuk dan tidak memperkeruh keadaan,” kata Syarifuddin.
Syarifuddin, lanjutnya, mendukung setiap upaya Pemerintah, khususnya Kementerian Agama, Kemendikbud dan Kemendikti, dalam rangka Penguatan Dakwah dan pendidikan Islam yang damai dan anti kekerasan serta selaras dengan semangat hidup bersama dalam bingkai NKRI dengan cara memperkuat aparat-aparat terkait seperti Penyuluh Agama, Guru-guru Agama, dosen agam, baik di sekolah/Perguruan Tinggi agama, pesantren dan sekolah-sekolah/Perguruan Tinggi umum.
“Mendukung dan Mendesak langkah-langkah Pemerintah yang bersifat preventif, sistematik dan berkelanjutan melalui pembinaan lembaga dakwah dan pendidikan, khususnya sekolah-sekolah, madrasah, pesantren, dan kampus-kampus yang diduga menjadi agen penyebaran paham radikalisme di Indonesia,” tandasnya.
Pewarta: M. Yahya Suprabana
Editor: Achmad S.