Hankam

Pengamat Internasional Ungkap Alasan Kenapa Polisi Jadi Target Teroris

kelompok teroris, sasaran teroris, polisi, polisi target teroris, serangan teroris, anggota polisi, kepolisian, arya sandhiyudha, jajaran polisi, balas dendam teroris,
Densus 88 membawa terduga teroris ke Mabes Polri, Jakarta. (Foto: Antara)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sejak 2017 silam, Ind Police Watch sudah mengingatkan agar Polri mencermati fenomena anggota kepolisian yang kerap menjadi sasaran serangan kelompok teroris. Menurut IPW, fenomena perlu dicermati agar polisi di jajaran bawah tidak terus menerus menjadi korban serangan balasan dendam para teroris.

Secara teori, terorisme umumnya diasumsikan sebagai serangan terhadap publik tidak bersenjata atau warga sipil yang tidak berdaya, bukan terhadap mereka yang melindungi masyarakat.

Namun, pengamat politik internasional Arya Sandhiyudha menyebut data Global Terrorism Database (GTD) mencatat serangan teroris yang menargetkan polisi antara tahun 1970 hingga 2017 sebanyak 12 persen.

Baca juga: Mengapa Polisi Menjadi Target Serangan Kelompok Teroris di Indonesia?

“Polisi menjadi urut kelima jenis target paling populer, mereka telah menjadi fokus teroris hampir sebanyak militer, pemerintah, dan entitas bisnis,” kata Arya kepada redaksi, Jakarta, Senin (14/5/2018).

Pengamat yang pernah menerima Cerficate in Terrorism Studies (CTS) dari International Center for Political Violence and Terrorism Research (ICPVTR) Singapore ini membeberkan sejumlah alas an mengapa polisi kerap menjadi sasaran serangan teroris.

Baca Juga:  Indonesia Layak Pertimbangkan Su-57 Rusia: Jet Tempur Generasi Kelima

“Teroris memilih target Polisi karena berbagai alas an,” katanya.

Pertama, alasan simbolis, karena Polisi dianggap target proksi untuk target lain yang diinginkan seperti pemerintah atau negara. Kedua, alasan praktis, karena beberapa target mungkin sekaligus mendapatkan senjata atau bahan lain yang dibutuhkan teroris atau karena target Polisi dianggap menghalangi rencana serangan.

Baca juga: Kerap Cabut Nyawa Warga dengan Senjata Api, Anggota Brimob Patut Dievaluasi

Ketiga, kata dia, alasan demonstratif, untuk menunjukkan daya kekuatan dan komitmen teroris untuk mewujudkan tujuan mereka. Keempat karena target yang mudah diakses dan mereka bagai buah yang tergantung paling dekat digapai atau cukup mudah diserang.

“Target teroris umumnya bisa kombinasi beberapa alasan, misal simbolis dan mudah diakses. Seperti warga sipil adalah sasaran praktis karena dalam demokrasi setidaknya, mereka dapat membuat pemerintah untuk menyerah pada teroris tuntutan, warga sipil juga mudah diakses karena mereka ada di mana-mana. Sementara, Polisi adalah target unik untuk teroris karena Polisi masuk ke semua kategori alasan yang ada,” papar doktor bidang hubungan internasional dari Istanbul Unuversity, Turki ini.

Baca Juga:  Indonesia Mantap Gabung BRICS di Tengah Gejolak Geopolitik Global 

Pewarta: Novi Hildani
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 3,154