NUSANTARANEWS.CO – Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Cina adalah salah satu negara yang terpolusi di dunia. Beijing khususnya dikenal dengan ‘kabut asap’ atau polusi ekstremnya.
Baru-baru ini, Cina telah menjalankan misi untuk mengubah situasi ekstrem ini dan menjadi pemimpin dalam energi terbarukan.
Dikutip Independent, Selasa (30/5/2017) pemerintah Cina telah mengumumkan bahwa mereka telah menyelesaikan pembangunan ladang panel surya terapung terbesar di dunia, dan sekarang menghasilkan energi.
Sungrow Power Supply telah menciptakan pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 40 megawatt, yang berada di atas bekas tambang batu bara bekas tambang di provinsi Anhui timur China.
Seorang pejabat pemerintah daerah mengatakan bahwa pabrik ini tidak hanya memanfaatkan sepenuhnya kawasan ini, mengurangi permintaan akan lahan, namun juga meningkatkan pembangkitan karena efek pendinginan permukaan.
Pemerintah Cina berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan bahan bakar non-fosil sebesar 20% dan menjadi negara adidaya hijau.
Sekadar informasi, pembangunan panel surya merupakan salah satu langkah untuk menanggulangi pemanasan global. Cina dalah negara dengan penyumbang terbesar dunia gas rumah kaca sebesar 24 persen. Diikuti Amerika Serikat (12%), Uni Eropa (9%), India (6%), Brazil (6%), Rusia (5%), Jepang (3%), Kanada (2%), Kongo dan Indonesia masing-masing (1,5%).
Untuk itu, Perjanjian Iklim Paris yang disepakati pada Desember 2015 lalu menjadi wujud komitmen negara-negara di dunia untuk bersama-sama mencari solusi menghadapi pemanasan global. Inti kesepakatan Paris ialah bertujuan untuk membatasi pemanasan global di bawah 2 derajat celcius dan emisi karbon diarahkan nol pada 2050 mendatang.
Lebih jauh, sejumlah perusahaan otomotif sudah mulai mengembangkan pemakaian mobil-mobil berbahan bakar alternatif seperti mobil listrik, mobil hidrogen, fuel cell, tenaga surya dan energi terbarukan lainnya.
Ambil contoh misalnya Jerman, mulai serius menindak lanjuti kesepakatan Konferensi Perubahan Iklim yang diselenggarakan oleh PBB di Paris. Pemerintah Jerman berjanji akan memangkas keluaran karbondioksida 80 hingga 90 persen pada 2050.
Editor: Eriec Dieda