MancanegaraTerbaru

Sistem Rudal S-400 Rusia Banyak Diminati Dunia

NUSANTARANEWS.CO – Pada Senin (9/10), Federal Service for Military-Technical Cooperation mengumumkan bahwa Rusia dan Arab Saudi mencapai kesepakatan mengenai pembelian sistem rudal S-400 ke Riyadh. Saat ini, sistem S-400 hanya beroperasi di Rusia. Tercatat, kontrak mengenai penyediaan sistem S-400 Triumf (nama pelaporan NATO: SA-21 Growler) telah ditandatangani dengan empat negara, termasuk Arab Saudi.

Pertama, Cina. Pada 2014 lalu, Kepala Staf Kremlin Sergey Ivanov mengatakan bahwa China bisa menjadi pelanggan asing pertama dari sistem rudal pertahanan udara terpadu S-400. Tak lama setelah itu, saluran TV Zvezda Rusia melaporkan tentang rencana China untuk membeli setidaknya enam divisi S-400 senilai lebih dari $ 3 miliar. Pada tanggal 26 November 2014, harian bisnis Vedomosti melaporkan, mengutip sumber yang dekat dengan Kementerian Pertahanan Rusia, bahwa Moskow menandatangani sebuah kontrak untuk memasok S-400 ke China. Pada tanggal 27 Oktober 2015, Direktur Jenderal Rosoboronexport, eksportir senjata Rusia, Anatoly Isaykin mengatakan kepada wartawan bahwa mereka akan memasok S-400 ke China dalam jangka waktu yang ditentukan oleh kontrak tersebut.

Baca Juga:  NATO Terus Meningkatkan Tekanan Pada Serbia

Pada November 2015, Pejabat Presiden Rusia untuk Kerjasama Teknik Militer Vladimir Kozhin mengkonfirmasi bahwa kontrak tersebut telah ditandatangani. Pada Maret 2016, Direktur Jenderal perusahaan negara Rostec Sergey Chemezov mengatakan bahwa China telah melakukan pembayaran uang muka untuk penyediaan sistem rudal ini. Pada bulan Juni, dia mengatakan bahwa tentara China akan memperoleh sistem ini tidak lebih awal dari tahun 2018. Pada tanggal 26 April 2017, dinas pers Federal Service for Military-Technical Cooperation memastikan bahwa kontrak tersebut mulai diimplementasikan.

Kedua, India. Pada tanggal 15 Oktober 2016, setelah pembicaraan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi di puncak BRICS di Goa, mencapai kesepakatan mengenai pasokan S-400 ke India. Baik jumlah maupun rincian kesepakatan lainnya tidak diumumkan. Sebelumnya, media massa India melaporkan rencana negara tersebut untuk membeli lima divisi S-400.

Ketiga, Turki. Pada November 2016, pembicaraan antara Turki dan Rusia mengenai S-400 terungkap. Pada bulan Maret 2017, CEO Rostec Sergey Chemezov mengatakan bahwa pihak Turki menyatakan keinginannya untuk mendapatkan pinjaman Rusia untuk membeli persenjataan, termasuk S-400. Pada 25 Juli 2017, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa dokumen-dokumen tertentu sebagai bagian dari kesepakatan untuk membeli S-400 Rusia telah ditandatangani. Pihak Rusia mengkonfirmasi pada 12 September 2017 bahwa kontrak tersebut ditandatangani. Presiden Erdogan mengatakan bahwa Ankara telah melakukan pembayaran di muka berdasarkan kontrak.

Baca Juga:  Percepat Konektivitas, Pemkab Sumenep Luncurkan Pelayaran Perdana Kapal Express Bahari 8B

Turki menjadi negara anggota NATO pertama yang membeli S-400 Rusia. Presiden Rusia Aide Kozhin menekankan bahwa pemberian pada teknologi produksi Turki untuk sistem S-400 tidak mungkin dipertanyakan. Tidak ada rincian jumlah pembagian yang diberikan.

Menurut harian bisnis Kommersant, Turki membayar lebih dari $ 2 miliar untuk membeli empat divisi S-400. Wakil Menteri Tenaga Kerja Turki untuk Industri Pertahanan Ismail Demir kemudian mengatakan bahwa pengiriman sistem S-400 akan dimulai dalam waktu dua tahun.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan kepada harian Aksam dalam sebuah wawancara bahwa Ankara dapat membatalkan rencana untuk membeli S-400 jika tidak ada kesepakatan mengenai produksi gabungan Rusia-Turki dari sistem ini.

Kemudian, perwakilan Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya mengatakan S-400 bisa diekspor ke Belarus dan Kazakhstan. Tidak ada persediaan yang dilaporkan secara resmi.

Pada tanggal 28 Agustus 2017, kepala Dinas Federal untuk Kerjasama Teknik Militer, Dmitry Shugayev, mengatakan kepada Kommersant bahwa sekitar selusin tawaran untuk membeli S-400 sedang dipertimbangkan.

Baca Juga:  Sambang Pasar Sepanjang, Cagub Khofifah Banjir Doa Dua Periode

Pada bulan September, Pejabat Presiden Rusia untuk Kerjasama Teknik Militer Vladimir Kozhin mengatakan dalam sebuah wawancara dengan TASS bahwa ada daftar tunggu pembeli potensial yang ingin memiliki sistem ini. Menurut pejabat, negara-negara Asia Tenggara, Timur Tengah dan beberapa negara anggota dari Organisasi Perjanjian Keamanan Gabungan (CSTO) menunjukkan ketertarikan pada S-400.

(Editor: Eriec Dieda/NusantaraNews)

Related Posts

1 of 2