NUSANTARANEWS.CO, Tokyo – Para pemimpin dunia bersatu mengecam ulah Korea Utara yang kembali menembakkan rudal jarak jauh melintasi Pulau Hokkaido Utara Jepang sebelum akhirnya jatuh ke Samudera Pasifik. Uji coba rudal jarak jauh Korea ini dilakukan pada Jumat (15/9). Ini merupakan uji coba kedua kalinya senjata rudal Korea Utara terbang di atas Pulau Hokkaido.
Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe meminta masyarakat internaisonal bersatu untuk mengecam ulah Pyongyang pasca uji coba rudal jarak jauhnya itu yang kembali diarahkan ke Pulau Hokkaido.
“Sanksi terakhir harus diberlakukan secara penuh. Korea Utara perlu ditekan untuk memahami jika ulah begini terus berlanjut, tidak ada masa depan yang cerah,” kata Abe seperti dikutip Aljazeera.
Dilaporkan, Tokyo memperkirakan peluncuran rudal itu memberi isyarat serius akan ancaman Korea Utara menenggelamkan Jepang dengan senjata nuklir. “Jepang mengharapkan pembalasan atas ulah ini serta dukungan penuh dari AS dengan memberikan sanksi kuat yang dapat diajukan ke Dewan Keamanan PBB,” tambah Abe.
Sementara itu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in memerintahkan militernya untuk melakukan latihan menembak jatuh rudal balistik.
- Kembali, Korea Utara Tembakkan Rudal dan Melintasi Langit Jepang
- Korea Selatan Langsung Gelar Demonstrasi Jatuhkan Bom
- Pengamat: Lebih Mudah Membujuk Korea Utara Daripada Amerika Serikat
Moon menegaskan bahwa sudah tidak mungkin lagi berdialog dengan Korea Utara. Langkah tepat saat ini, kata Moon, ialah memberikan tekanan dan sanksi lebih tegas dari seluruh masyarakat internasional.
“Kita harus dilengkapi dengan perlindungan diri dari ancaman nuklir dan rudal Korea Utara serta segera melenyapkan ancaman tersebut dengan segera menghukum mereka dalam kasus provokasi terhadap kita ini,” ujar Moon.
Gedung Putih mengatakan Presiden AS Donald Trump telah diberitahu tentang peluncuran terbaru. Trump ingin China berbuat lebih banyak untuk mengendalikan Korea Utara. Namun, Beijing menolak untuk ikut serta memberikan sanksi melainkan dengan opsi damai yakni berdialog.
Kepala Pentagon, James Mattis juga ikut angkat suara terkait rudal balistik kedua yang diluncurkan Korea Utara dalam kurun waktu satu bulan ini. Meski aktivitas bisnis di Jepang berjalan normal, kata Mattis, tetap saja jutaan orang tak dianggap oleh Korea Utara.
Pun Sekretaris Negara AS, Rex Tillerson menyerukan tindakan baru untuk melawan Pyongyang. “Berlanjutnya provokasi ini hanya akan memperdalam isolasi diplomatik dan ekonomi Korea Utara. China dan Rusia harus menunjukkan sikap intoleransi mereka terhadap peluncuran rudal ini dengan melakukan tindakan langsung dari mereka sendiri,” kata Tillerson.
Sementara itu, kekhawatiran juga terjadi di Taiwan. Taiwan mengadakan sebuah pertemuan keamanan nasional di tengah kekhawatiran akan kemerosotan keamanan regional setelah peluncuran rudal terbaru Korea Utara.
“Pemerintahan kami mengutuk ancaman kekuatan Korea Utara yang terus-menerus merusak keamanan dan stabilitas kawasan regional,” kata Presiden Tsai Ing-wen dalam sebuah pernyataan.
Tsai juga meminta badan keamanan dan diplomatik untuk memantau perkembangan dengan hati-hati dan tetap berhubungan dekat dengan negara-negara sahabat untuk menjaga stabilitas dan ketertiban di wilayah tersebut. (ed)
(Editor: Eriec Dieda)