EkonomiFeaturedPolitik

Rencana Pemerintah Gunakan Dana Filantropi untuk Infrastruktur Dinilai Konyol

NusantaraNews.co, Jakarta – Gerakan Pribumi Indonesia (Geprindo), Bastian P Simanjuntak menilai bahwa, gagasan pembangunan infrastruktur pemerintah menggunakan dana filantropi merupakan gagasan yang konyol dan memalukan.

“Pemerintah seperti sudah kehilangan akal dalam mencari sumber pendanaan pembangunan infrastruktur sehingga pemerintah tidak lagi menjaga kewibawaan negara,” kata Bastian di Jakarta, Minggu, 29 Oktober 2017.

Filantropi, jelas dia, adalah sebutan untuk pengusaha pengusaha besar dermawan yang biasanya mereka mengisihkan uangnya untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya kemanusiaan ataupun lingkungan. Penyaluran dana filantropi ini biasanya melalui yayasan-yayasan di dunia.

“Jadi jika Pemerintah Jokowi memiliki gagasan untuk menggunakan dana filantropi untuk proyek infrastruktur maka menurut saya sama saja pemerintah mengelola negara sama seperti mengelola yayasan,” tegasnya.

Menurut Bastian, gagasan-gagasan konyol dalam mencari dana pembangunan infrastruktur adalah akibat dari proyek infrastruktur yang terlalu dipaksakan tanpa mempertimbangkan kemampuan dalam pembiayaaannya. Pemerintah jadi seperti “haus Proyek”, tidak punya modal tapi keinginannya tinggi akhirnya cari hutang sana sini.

Baca Juga:  Layak Dikaji Ulang, Kenaikan HPP GKP Masih Menjepit Petani di Jawa Timur

Padahal, lanjutnya, proyek infrastruktur adalah proyek besar yang membutuhkan dana ribuan triliun, tidak cocok jika dipaksakan di tengah kondisi defisit keseimbangan primer APBN sebesar 100 triliun lebih per tahun, disamping itu proyek infrastruktur tidak berdampak langsung terhadap masyarakat indonesia ditengah kesulitan ekonomi, apalagi jika Pemerintah terus saja mengimpor tenaga kerja dari Negara China secara otomatis mengurangi porsi tenaga kerja Indonesia.

“Proyek Infrastruktur yang besar-besar itu hanya dinikmati oleh segelintir pengusaha besar yang memenangkan lelang proyek baik secara langsung maupun yang menjadi mitra sub kontraktor bumn pemenang proyek,” ungkap Bastian.

“Sebaiknya pemerintah berhenti memaksakan diri membangun proyek-proyek infrastruktur yang berlebihan yang menguras APBN kita. Negara jangan dikelola seperti perusahaan UKM yang penuh dengan spekulasi apalagi seperti yayasan yang meminta dana filantropi. Ingat pemimpin-pemimpin negara lain di dunia sedang memperhatikan Indonesia, jangan sampai mereka memandang negara Indonesia bukan lagi sebagai macan asia melainkan sebagai macan ompong,” sambung Bastian menyudahi.

Baca Juga:  Mulai Emil Hingga Bayu, Inilah Cawagub Potensial Khofifah Versi ARCI

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 23