Budaya / SeniKreativitas

Rahasia Menulis Buku Menjadi Bestseller (Bag. 3)

NUSANTARANEWS.CO – Bidang penulisan kreatif, kini menjadi salah satu bisnis yang nyata-nyata besar di dunia. Penulis-penulis berbakat berhasil melahirkan buku bestseller. Penerbit-penerbit pun mendapatkan banyak keuntungan bersar dari penjualan.

Lantas Andy Martin bertanya, “Adakah rahasia bisnis kepenulisan?.” Menurut dia, pertanyaan itu hanya bisa terungkap melalui kelas menulis kreatif. Martin sendiri dengan cukup ragu, mengatakan rahasia bisnis kepenulisan itu ada.

Lalu apa yang dikatehui persis oleh penulis? Ada beberapa penulis yang sepertinya sudah membaca semuanya. Yang bisa menjengkelkan. Saya ingat George Steinner yang mengatakan bahwa ia telah membaca semua karya besar di kaon barat, dalam semua bahasa aslinya, hingga dua kali.

Saul Bellow (10 Juni 1915 – 5 April 2005) pun demikian. Ia seorang penulis Amerika Serikat kelahiran Kanada, pemenang Hadiah Nobel Sastra 1976 dan National Medal of Arts 1988. Karyana yang berjudul “Herzog” (1964) dan Humboldt’s Gift (1975). “Saya pikir dia memulai dalam ilmu sosial dan akhirnya menjadi novelis penuh waktu, dan mengajar menulis (Chicago dan Boston) sebelum memenangkan Nobel pada tahun 1976,” tutur Martin.

Baca Juga:  Sekjen PERATIN Apresiasi RKFZ Koleksi Beragam Budaya Nusantara

“Sama seperti Stendahl yang mengatakan bahwa dia akan membaca ‘kode sipil’ Napoleon sebelum mulai bekerja, jadi Martin Amis biasa mengatakan bahwa dia akan berada dalam kerangka berpikir yang benar dengan membaca karya Bellow,” lanjut Martin.

Tak hanya itu, Martin juga mengatakan bahwa, Umberto Eco si empunya novel bestseller dunia “The Name of the Rose” dan seorang profesor semiotika di Bologna. Sekali waktu, seseorang yang berpengetahuan tinggi bertanya kepadanya soal pengetahuan yang banyak ternyata tidak membuka jalan untuk menulis.

Perihal kelas menulis kreatif, nyatanya lebih cenderung membicarakan tentang proses kreatif, passion dan gairah dari pada pengetahuan. Karenanya, kelas menulis kreatif sekilas nampak hanya membahas tentang reverse engineering. Bagaimana cara kerjanya? Dekonstruksi kemudian merekonstruksi, dengan kata lain, memanggang sesuatu dengan kata-kata.

“Saya pernah menghadiri lokakarya di bagian AS yang jauh bersama Norman Mailer. Ada banyak kaitannya dengan teknik, tetapi pembicaraan tersebut tidak pernah bisa direduksi menjadi penamaan untuk sebuah istilah baru,” tutur Martin lagi.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

“Sebelumnya, Saya pernah bertemu dengan Mailer di London, dan mengungkapkan padanya bahwa saya penggemar beratnya dan mengutip beberapa judul buku favorit, tapi ia benar-benar tidak ingin membicarakan dirinya. Ia hanya ingin membicarakan Marilyn Monroe dan Muhammad Ali karena dia mengidolakan mereka. Ia juga tidak akan peduli berapa banyak anda tahu, ini lebih tentang seberapa intens antusias parasaan anda,” lanjutnya.

Penulis: Mugi Riskiana
Editor: Achmad Sulaiman

Related Posts