EkonomiFeatured

Perusahaan Batubara Kaya Raya, PLN dan Rakyat Indonesia Miskin dan Sekarat

NusantaraNews.co, Jakarta – “Siapa yang kaya raya itu?,” batin Peneliti Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), Salamuddin Daeng. Mereka, kata dia, adalah perusahaan swasta batubara.

“Mereka sangat kaya. Kekayaan ini adalah hasil jor-joran mega proyek listrik 35 ribu megawatt. Walaupun belum 1/3 nya terealisi tapi mega proyek ini telah menyebabkan harga batubara meroket. Satu perusahaan bisa mendapatkan untung Rp100 triliun karena jual batu bara dal proyek 35 ribu megawatt,” ungkap Daeng dalam catatan akhir tahunnya, Minggu (31/12/2017).

Lalu siapa yang jatuh miskin?, tangan Daeng lagi. Tentu saja rakyat Indonesia yang harus membeli listrik pada tingkat harga rata di atas India, China dan USA.

“Setelah sebagian besar subsidi dicabut oleh pemerintah rakyat harus membayar sesuai harga pasar yang ditentukan oleh inflasi, nilai tukar dan harga energi primer terutama batubara,” terangnya.

Sedangkan mereka dari golongan orang sekarat, nenurut dia ialah perusahaan listrik negara (PLN). Mengapa sekarat karena dijebak membangun sebagian besar pembangkit batubara.

Baca Juga:  Layak Dikaji Ulang, Kenaikan HPP GKP Masih Menjepit Petani di Jawa Timur

Tidak hanya itu, sambungnya, kontrak pembangunan pembangkit dengan swasta biayanya sangat mahal. Padahal konon pembangkit adalah barang bekas dari tiongkok. Tidak hanya itu PLN diwajibkan membeli listrik swasta berapapun harganya dan berapapun produksinya. Walaupun produksi itu melebihi kebutuhan PLN tetap saja harus dibeli.

“Akibatny 40% listrik yang dibeli PLN dibuang percuma namun dibayar dengan uang PLN hasil utang dan hasil mengeruk tarif dari rakyat,” katanya.

“Hasil dari proyek listrik ini adalah sinarmas group dan kawan kawannya penambang batu bara kaya raya. Tapi PLN dan rakyat indonesia jatuh miskin hingga sekarat,” tandasnya.

Pewarta/Editor: Achmad S.

Related Posts

1 of 14