Berita UtamaMancanegara

Pemerintah Suriah Optimis Kuasai Lahan Migas Pada Akhir Oktober Mendatang

NUSANTARANEWS.CO – Duta Besar Suriah untuk China Imad Moustapha telah menyatakan bahwa pemerintah Suriah akan dapat menguasai sepenuhnya lahan minyak dan gas negara pada akhir Oktober mendatang.

“Dalam dua bulan terakhir, kami telah merebut kembali sebagian besar ladang minyak utama Kami percaya bahwa pada akhir bulan depan, 100 persen ladang minyak dan gas akan berada di bawah kendali pemerintah Suriah,” kata Moustapha kepada Global Times dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada hari Minggu

Sementara itu, pasukan pemerintah Suriah yang mendapat dukungan Rusia dan Iran semakin memperluas kontrol mereka terhadap provinsi timur yang kaya minyak. Di sisi lain, pasukan oposisi Suriah dukungan AS juga berusaha menguasai wilayah yang berbatasan dengan Irak tersebut. Sehingga terkesan saling berlomba untuk berebut menguasai wilayah timur Deir el-Zour, yang banyak ladang-ladang minyak, termasuk ladang minyak terbesar al-Omar yang berada di tepi timur Sungai Efrat.

Perebutan wilayah dilapangan tersebut terjadi karena Washington khawatir dengan kemajuan pasukan pro-pemerintah yang di dukung ribuan milisi Iran yang berperang bersama pemerintah Suriah. AS sangat khawatir dengan pengaruh Iran yang semakin meluas membentang dari Irak, Suriah dan Lebanon, sampai ke Israel – sebagai jembatan darat yang disebut sebagai bulan sabit Iran.

Baca Juga:  Kebijakan Kadindik Bikin Cemas, Pj Gubernur Adhi Karyono Cuek Nasib GTT dan PNPNSD di Jawa Timur

Belakangan, dalam dua minggu terakhir, pasukan pro-pemerintah, yang didukung oleh serangan udara Rusia dan milisi Iran telah menguasai sebagian besar kota dan menyeberangi Sungai Efrat ke wilayah operasi pasukan oposisi dukungan AS – sehingga timbul ketegangan antara pasukan oposisi dengan pasukan pemerintah Suriah.

Dalam sebuah pernyataan, Duta Besar Suriah untuk Cina, Imad Moustapha mengatakan bahwa Pemerintah Suriah akan dapat menguasai sepenuhnya lahan minyak dan gas negara tersebut pada akhir Oktober. Untuk itu, menurut duta besar, pemerintah Suriah sedang mengembangkan proyek rekonstruksi pasca perang, terutama sektor perumahan, listrik dan energi sebagai proyek prioritas utama.

Seperti diketahui, perang saudara di Suriah antara pasukan pemerintah Presiden Bashar Assad dan berbagai kelompok oposisi dan teroris telah berkecamuk sejak 2011. Komunitas internasional telah berupaya mencari solusi guna menyelesaikan konflik yang sedang berlangsung melalui diplomasi dengan para pemain kunci guna mencari platform yang bisa disepakati berbagai pihak. (Banyu)

Baca Juga:  Harlah Ke-17 PK PMII Pragaan dan BNI Berbagi Kebagiaan kepada Anak Yatim di Bulan Ramadan

 

Related Posts

1 of 46