Lintas NusaPolitik

Patung Kwan Sing Tee Koen, Habil Marati: Langgar Kedaulatan Sejarah Bangsa Indonesia

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Politikus Senior Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Habil Marati menilai bahwa, Patung Jendral perang Cina yang di Tuban itu adalah sebuah simbolik pernyataan hegemonisme baru dari orang-orang Cina (tertentu) perantauan di Indonesia terhadap penguasaan politik, kekuasaan dan ekonomi para Cina Nasional terhadap Negara Indonesia.

“Kehadiran tokoh-tokoh Cina berupa patung di Indonesia justru akan melahirkan bangkitnya rasa nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia ujung-ujungnya akan memicu lahirnya anti asing-aseng di Indonesia. Tidak ada satu alasan apapun yang memperbolehkan pendirian patung Jendral Cina di Indonesia. Indonesia tidak mengenal Jendral Cina tersebut,” jelas Habil Marati dalam tulisannya yang berjudul “Patung dan Nasionalisme yang Tergadaikan”, Selasa, 1 Agustus 2017.

Menurut tokoh Islam itu, Indonesia sebuah negara yang memiliki kedaulatan dalam semua hal. “Maka, keberadaan patung Jendral perang Cina tersebut telah melanggar kedaulatan sejarah bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia tidak mengenal Jendral perang Cina yang patungnya didirikan di Tuban tersebut dan tidak memiliki ikatan sejarah maupun peradaban terhadap bangsa Indonesia,” tegasnya.

Baca Juga:  Harlah Ke-17 PK PMII Pragaan dan BNI Berbagi Kebagiaan kepada Anak Yatim di Bulan Ramadan

Habil Marati menjelaskan, akultrasi serta penampakan patung-patung Jendral perang Cina di Indonesia membuktikan bahwa Cina memang memiliki kepentingan besar atas amamdemen UUD45 menjadi UUD 2002  dengan tujuan, mereka akan menjadi Indonesia sebagai kolonialisme ekonomi, sebagai kolonialisme politik serta sebagai kolonialisme ideologi.

“Hal ini bisa kita buktikan bahwa saat ini orang-orang Cina telah menjadikan tanah tumpah-darah Indonesia sebagai pusat kejahatan siber, pusat lapangan kerja bangsa Cina, pusat perbedaan narkotika, pusat ekonomi dan sedang mengarah juga menjadi pusat patung-patung tokoh-tokoh Cina,” ungkapnya.

Ia menyampaikan, untuk kejahatan siber ada sekitar 300 orang ditangkap di Surabaya, Medan dan Jakarta. “Begitu mudah orang-orang Cina ini masuk ke Indonesia dalam jumlah besar untuk melakukan tindakan kriminal  di Indonesia. Belum lagi kejahatan pemalsuan dokumen tenaga kerjakan oleh para buruh kasar Cina di Indonesia,” ujarnya,

Simak: Geprindo Kecam Keras Berdirinya Patung Jenderal Perang Cina di Tuban

Dengan demikian, kata Habil, sangat jelas bahwa motivasi pendirian patung Jendral perang Cina di Tuban merupakan pernyataan hegemonistik akan ras yang sempit dan ini sangat mengancam bangsa Indonesia asli, serta persatuan itu sendiri.

Baca Juga:  Banyaknya Hoax Gempa Tuban, Ini Pesan Khofifah

“Sampai detik ini pun saya tidak melihat ada korelasinya antara sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia dengan pendirian patung besar Jendral perang Cina tersebut di Tuban. Justru yang bisa kita tangkap dan analisis akan keberadaan patung-patung tersebut adalah bahwa para aseng ini telah berhasil memonopoli ekonomi nasional Indonesia, menguasai dan menentukan perpolitikan Indonesia, menetrasi sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia dengan memasukan kontribusi Jendral perang Cina kedalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia,” jelas Habil.

Menurut Habil, para aseng ini sedang dalam proses menuju kesana yaitu penetrasi sejarah Kemerdekaan bangsa Indonesia. “Patung jendral perang Cina yang didirikan di Tuban tersebut telah mengancam kedaulatan Rakyat Indonesia, dan oleh karena itu semua patung-patung simbolik Cina yang tidak memiliki ikatan  sejarah Kemerdekaan bangsa Indonesia harus dimusnskan dari bumi pertiwi Indonesia ini,” tandasnya.

Baca: Peresmian Patung Jenderal Perang Cina Dikecam Keras Panglima Besar PETA

Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman

Related Posts

1 of 6