NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Wacana soal keterlibatan militer atau TNI dalam upaya memberantas terorisme di Indonesia terus bergulir. Wacana ini semakin menguat menyusul sejumlah peristiwa terorisme, termasuk ancaman dari ISIS yang sudah mulai bergerak ke tanah air.
Menyikapi wacana tersebut, dukungan datang dari Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Setyo Wasisto. Menurutnya, terorisme adalah kelompok yang bersifat global sehingga membutuhkan penangangan secara menyeluruh.
Selain itu, munculnya kelompok terorisme, kata dia, dilatarbelakangi oleh berbagai macam faktor dan motif yang berbeda-beda. Dan salah satu faktornya adalah tindakan intoleransi.
“Intoleransi cikal bakal radikalisme dan radikalisme cikal bakal terorisme,” katanya di Jakarta, Sabtu (3/6/2017).
Mantan Wakabaintelkam itu menerangkan, keterlibatan semua stakeholders termasuk TNI dalam penanggulangan terorisme sangat penting sembari mempertegas pembahasan RUU terorisme yang urung selesai karena masih bersilih pendapat.
Setyo menambahkan, keterlibatan TNI dalam penanggulangan terorisme harus diatur tugas pokok dan perannya di dalam undang-undang.
“Semua elemen bangsa dalam penanggulangan terorisme ini harus terlibat, hanya pengaturannya harus jelas,” imbuhnya.
Keberhasilan TNI dalam menindak kelompok sipil bersenjata (teroris) telah terbukti ketika menumpas Santoso dkk di Poso tahun lalu. Batalyon Raider Kostrad TNI AD di Operasi Satgas Tinombala 2016 berhasil menembak tewas Santoso setelah menjadi buron pihak kepolisian setidaknya dalam delapan bulan terakhir.
“Kita sudah melihat sekarang hasil dari operasi Tinombala Poso”, tegasnya.
Terakhir Irjen Setyo menegaskan bahwa keterlibatan TNI sangat dibutuhkan. Mengingat, tidak semua tindakan terorisme bisa diselesaikan oleh kepolisian. Bahkan jika di luar kapasitas kemampuan kepolisian, maka TNI harus mengambil peran.
Reporter: Ucok Al Ayubbi
Editor: Eriec Dieda