Kolom

Muhasabah Kebangsaan: Senandung Syair dan Lagu Pengobat Rindu

(Catatan Perjalanan Islam Nusantara ke Eropa Bersama Ki Ageng Ganjur)

NUSANTARANEWS.CO – Malam itu suasana gedung pertemuan KBRI Belgia di Brussel benar-benar meriah. Wajah-wajah ceria bergembira, melantunkan shalawat bersama, bernyanyi bersama dalam suasana suka cita. Meski hari ini adalah long weekend karena libur, namun malam itu mereka justru hadir ke KBRI bersama keluarga untuk berlibur dan berhibur bersama.

Ya malem itu secara spontan ki Ageng Ganjur tampil di KBRI Belgia atas permintaan KPMI dan PCI NU Belgia. Dikatakan spontan karena dalam agenda Roadshow ki Ageng Ganjur ke Eropa, Belgia tidak masuk dalam negara yang dikunjungi. Agenda hari itu mestinya ke Paris, Prancis untuk jalan-jalan. Namun karena dirasa acara di Brussel lebih penting maka ki Ageng ganjur memutuskan untuk membatalkan acara jalan-jakan ke Paris dan memenuhi undangan teman-teman di Belgia.

Wajah-wajah mereka makin berbinar ketika menyanyikan lagu-lagu daerah yang dibawakan secara midley dengan arransement yg rancak dan unik. Tepuk tangan dan teriakan hiteris bergema ketika Mell Shandy, sang lady rocker Indonesia, muncul secara tiba-tiba di hadapan mereka. Kehadiran Mell Shandy merupakan suprise besar bagi mereka yang rata-rata kuliah di era 80an-90an sehingga sangat mengenal Mell Shandy yg waktu itu sedanga di puncak karier. Teriakan histeris makin kencang ketika Mell Shandy menyanyikan lagu-hitsnya. Para penonton seolah dibawa ke masa lalu, saat masih kuliah, masa yang menyimpan sejuta kenangan.

Baca Juga:  Polres Sumenep Gelar Razia Penyakit Masyarakat di Cafe, 5 Perempuan Diamankan

Di sela-sela lagu, Zastrouw memberikan orasi budaya, membahas makna lagu dan syair-syair sholawat yang dinyanyikan. Menguraikan makna, hikmah dan sejarah dari tiap-tiap shalawat. Di sela-sela orasi Zastrouw menyisipkan pesan kebangsaan, pentingnya mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai cerminan dari ajaran Islam. Juga dijelaskan mengenai Islam Nusantara yang bisa menerima perbedaan dan keberagaman dengan sikap toleran dan moderat tanpa mengorbankan prinsip-prinsip dasar ajaran Islam

Para audience mendengarkan orasi dengan santai namun penuh perhatian. Selain warga negara Indonesia ada beberapa orang asing yang ikut menyaksikan pagelaran Ki Ageng Ganjur malam itu. Sampai dengan pagelaran berakhir penonton tetap antusias mengikuti pertunjukan. Seolah mereka kembali ke kampung halaman melalui untaian nada dan irama.

Siang hari sebelum pagelaran, rombongan ki Ageng Ganjur sempat jalan-jalan melihat suasana kota Brussel yg antik. Kebetulan cuaca cerah, sinar matahari yg muncul membuat udara dingin menjadi segar. Sehinggal acara jalan-jalan terasa lebih nyaman.

Tempat pertama yang dikunjungi adalah Grand Place atau Grote Markt, alun-alun bersejarah yang dibangun abad 14. Alun-alun ini dikelilingi tiga babgunan unik dan antik dengan arsitektur yg indah dan artistik yaitu Brussel Town Hall, Guidhall dan Broodhuis. Bangunan dan alun-alun ini ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh Unesco pada tahun 1998. Setiap akhir pekan di tempat ini dilaksanakan parade drumband. Saat kami berkunjung kebetulan parade tersebut sedang dilaksanakan sehingga bisa menyaksikan dan berfoto.

Baca Juga:  Polres Sumenep Gelar Razia Penyakit Masyarakat di Cafe, 5 Perempuan Diamankan

Tidak jauh dari Grand Place, ada obyek wisata yang menarik perhatian pengunjung yaitu Manneken Pis (Le Petit Julien), patung anak laki-laki yang sedang pipis. Patung ini menjadi ikon pariwisata kota Brussel. Ada beberapa mitos tentang dibangunya patung ini, diantaranya ada yang menyatakan bahwa patung ini dibangun karena anak hilang dan ditemukan sedang pipis di tenpat itu. Ada juga yang menyebut patung itu sebagai monumen kepahlawanan anak kecil yang berhasil menyelamatkan kota/kastil Brussel dengan cara mengencingi sumbu bom tentara musuh yang telah dinyalakan.

Masih diseputar Grand Place, terdapat Stadhuis, bangunan antik berasitektur gaya Gotik yang dibangun pada abad 15 tepatnya tahun 1405. Gedung ini menjadi balai kita Brussel. Tempat lain yang menarik adalah museum kota Brussel (Musse de la Ville de Bruxelles). Museum yang dibangun pada tahun 1887 ini menyimpan koleksi sejarah dan cerita rakyat kota Brussel yang dalam bentuk lukisan, patung, karpet hiasan dinding, foto dan berbagai miniatur model bangunan. Ada juga Royal Palace of Brussel (Koninklijk Palais van Brussel), bangunan megah yang mewah dan antik tampat tinggal raja dan ratu Belgia. Sayangnya kami tidak sempat mengunjungi tempat ini karena sampainya kesorean sehingga sudah tutup.

Baca Juga:  Polres Sumenep Gelar Razia Penyakit Masyarakat di Cafe, 5 Perempuan Diamankan

Selain bangunan yang antik dan unik, yang menarik dari kota Brussel adalah tamannya yang luas, indah dan asri. Namun ada satu hal yang tidak menarik di Brussel yaitu jalan kita yang sempit dan rumit. Apalagi saat kami berkunjung banyak jalan ditutup karena sedang pengejaan proyek. Kerumitan dan jalan yang senpit ini menyebabkan terjadinya kemacetan di beberapa ruas jalan. Hampi satu jam waktu kami terbuang sia-sia terjebak macet dan tersesat karena kerumitan jalan.

Hal lain yang mengganggu keindahan dan kenyamanan kota Brussel adalah banyaknya gelandangan dan pengemis. Rata-rata mereka berasal dari Afrika: Maroko, Al-Jazair, Tunis dan negara-negara yang sedang konflik seperti Suriah dan Afghanistan. Yang lebih menyedihkan dan membuat hati kami teriris, mayoritas para pengemis dan gelandangan di Brussel ini adalah kaum muslim.

Perjalanan yang sangat melelahkan namun mengasyikkan. Semua lelah dan letih perjalanan seolah lebur dan hilang saat kami melihat wajah-wajah cerah sudara kita. Kami senang bisa berbagi pengetahuan tentang Islam Nusantara, Pancasila dan Indonesia. Kami bahagia telah bisa membuat mereka gembira, mengajak mereka pulang, mengobati kerinduan pada kampung halaman. Meski hanya lewat untaian dan irama. Meci de votre bonte…!!!

Penulis: Al-Zastrouw

Related Posts

1 of 795