MancanegaraTerbaru

Menhan Israel Ucapkan Retorika Permusuhan Dengan Turki dan Erdogan

NUSANTARANEWS.CO, Tel Aviv – Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman menuduh Turki mendukung pejuang Hamas di Palestina. Menurutnya, Turki secara diam-diam mendukung kekuatan Hamas yang belakangan ini menjadi ancaman pasukan Israel di Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Seperti diwartakan, pasca pengakuan Presiden AS Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel, ketegangan Israel-Palestina (Hamas) meningkat. Tentara Israel (IDF) dan Hamas saling jual beli serangan untuk saling melumpuhkan dan membunuh lawan. Sejauh ini, perlawanan Hamas cukup sengit dan merepotkan pertahanan Israe, terutama di Jalur Gaza di mana roket-roket Hamas terbang silih berganti menghantam pertahanan Israel. Beberapa roket Hamas dilaporkan berhasil dicegat sebelum mencapai sasaran, oleh rudal pencegat terbaru andalan IDF yakni Iron Dome.

“Kita harus meninjau kembali semua hubungan kita,” kata Lieberman, di mana pernyataan ini ditujukan kepada Ankara, Turki.

BACA:

Baca Juga:  Tidur Sepanjang Hari di Bulan Ramadhan, Bolehkah?

Dilansir RTVI, Lieberman mengajukan gagasan untuk memutuskan ketergantungan Israel dari Turki, termasuk menghentikan proyek gas yang rencannya akan digarap bersama kedua negara, di mana proyek ini merupakan kunci untuk kebutuhan gas Isarel dan Turki.

Menurut Lieberman, dengan menghentikan proyek gas bersama ini, ketahanan dan keamanan energi Israel akan terjamin dari intervensi Erdogan dan Turki. “Situasi ini adalah konsekuensi luas,” kata petinggi Israel kelahiran Soviet ini.

Ia melanjutkan, bekerja sama dengan Turki adalah sebuah kesalahan fatal. Lieberman juga mengaku tidak percaya dengan ancaman Erdogan yang menyerang keputusan AS dan Israel yang hendak merebut secara sepihak Yerusalem dan menjadikannya sebagai ibukota Israel.

Seperti diketahui, di hadapan 57 anggota dalam KTT OKI di Turki beberapa waktu lalu, Erdogan mengeluarkan retorika ancaman dan permusuhan terkait keputusan Presiden Trump dan Israel. Erdogan menyerukan berakhirnya pendudukan Israel di Bukit Bait Suci dan Yerusalem Timur.

“Status Yerusalem sebagai ibukota Israel tidak dapat dinegosiasikan,” tukas Lieberman menanggapi ancaman Erdogan tersebut.

Baca Juga:  Alumni SMAN 1 Bandar Dua Terpilih Jadi Anggota Dewan

Sementara itu, ketegangan antara Israel dan Hamas telah meningkat pesat menyusul keputusan Trump di Yerusalem. Pejuang Palestina, Hamas, menyerukan intifadah atau pemberontakan ketiga. “Gerakan Hamas telah meminta rakyat Palestina untuk menghadapi pendudukan Israel dan menyerukan intifadah untuk menentang dan melawan keputusan Amerika mengenai Yerusalem,” kata juru bicara Hamas Abdullatif Al Qanoua. (red)

Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 46