HankamMancanegara

Mengintip Rencana Pertahanan Antariksa Global Amerika

Mengintip Rencana Pertahanan Antariksa Global Amerika
Mengintip Rencana Pertahanan Antariksa Global Amerika. Ilustrasi Sistem Rasi Bintang/Sputnik News

NUSANTARANEWS.CO – Mengintip rencana pertahanan antariksa global Amerika. Badan Pengembangan Luar Angkasa Amerika Serikat (AS) atau Space Development Agency (SDA) berencana meluncurkan 1.000 satelit untuk membangun jaringan satelit di orbit rendah Bumi yang akan membantu militer menemukan target di darat dan melacak rudal musuh yang datang.

Agensi baru ini terlihat sangat agresif dengan proyek sistem pertahanan antariksanya. Bagaimana tidak bila pada tahap pertama dengan tenggat waktu 2024 ratusan satelit harus sudah siap beroperasi untuk skala regional, dan menuntaskan pada 2026 dengan ribuan satelit untuk skala global.

Badan yang didirikan pada bulan Maret ini, berada di bawah kantor Wakil Menteri Pertahanan untuk Riset dan Teknik. Sang perancang, Derek Tournear ditunjuk sebagai direktur SDA pada bulan Oktober. Berdasarkan Kongres “National Defense Authorization Act 2020”, SDA akan dipindahkan ke Angkatan Udara AS paling lambat pada tahun 2022.

Pada tahun fiskal 2020, Kongres telah mengalokasikan anggaran lebih dari US$ 125 juta untuk operasi, pemeliharaan, penelitian dan pengembangan, termasuk untuk prototipe teknologi.

Baca Juga:  Amerika Memancing Iran untuk Melakukan Perang Nuklir 'Terbatas'?

Dalam sebuah konferensi pers di Pentagon pada 21 Januari, Tournear telah mengumumkan program agensinya mengenai “National Defense Space Architecture Systems, Technologies and Emerging Capabilities”, dan mengatakan: “to show that we can operate a proliferated constellation and that the constellation can talk to weapon systems,” kata Tournear

Proyek antariksa Tourneer ini memang cukup mengejutkan banyak pihak terutama dengan tenggat waktunya yang begitu pendek untuk membangun sistem rasi bintang militer. Padahal biasanya, proyek semacam itu membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun. Namun sang direktur dengan percaya diri mengatakan bahwa arsitektur pertahanan angkasanya secara substansial berbeda dengan yang sudah-sudah.

Seperti diketahui, sebagian besar sistem satelit militer biasanya hanya terdiri dari beberapa satelit yang beroperasi di orbit geostasioner dengan frekuensi khusus untuk keamanan komunikasi. Misal Rasi OPIR dengan lima satelitnya yang berfungsi sebagai sistem peringatan dini untuk medeteksi kehadiran rudal musuh.

Sementara pendekatan baru yang dikembangkan oleh SDA dalam membangun kapabilitas basis antariksanya adalah dengan menggunakan satelit yang lebih kecil, lebih murah, dan lebih tergantikan. Agensi berambisi menciptakan pertahanan antariksa nasional dengan ribuan satelit yang beroperasi di orbit rendah Bumi – membentuk beberapa lapisan satelit dengan manajemen pertempuran yang berbeda di setiap lapisan seperti: lapisan pelacakan, lapisan pertahanan, lapisan navigasi, lapisan pencegahan dan lapisan dukungan.

Baca Juga:  BRICS: Inilah Alasan Aliansi dan Beberapa Negara Menolak Dolar

Dengan kata lain, SDA membangun sistem pertahanan rasi bintang komprehensif yang terintegratif untuk melacak target di darat dan di laut, melacak senjata hipersonik, serta penginderaan jarak jauh untuk mendeteksi dini segala macam jenis ancaman yang datang.

Tournear mengatakan SDA akan menyebarkan satelit lebih cepat daripada program militer tradisional. SDA memutuskan bahwa rasi bintangnya akan beroperasi di LEO tetapi pada ketinggian yang lebih tinggi, dari 800 kilometer hingga 1.200 kilometer di atas Bumi. Lapisan rasi bintang pertama disebut “transportasi” yang akan memiliki tautan optik yang dapat saling berkomunikasi satu sama lain. Informasi terkahir, SDA kini tengah menyiapkan standar tautan optik antar-satelit untuk sistem komunikasi rasi bintangnya.

“Setiap dua tahun setelah itu, bertahap satelit akan ditempatkan di orbit rendah Bumi,” kata Tournear, dan menambahkan bahwa: “agensi akan memiliki cukup satelit di orbit untuk menawarkan kegigihan regional. Dan pada 2026, akan memiliki cakupan global penuh.”

Baca Juga:  Belgia: Inisiatif Otonomi di Sahara Maroko adalah Pondasi Terbaik untuk Solusi bagi Semua Pihak

SDA meyakini bahwa basis industri sudah cukup matang untuk mendukung pembangunan lapisan awal selama dua tahun ke depan dan kemudian mulai mengirimkan satu satelit berukuran kecil hingga sedang (kategori ratusan kilogram) setiap minggu untuk mendukung lapisan lainnya. SDA tampaknya tidak mau kalah dengan proyek Starlink SpaceX yang akan menempatkan 12.000 satelitnya di antariksa. Baca: SpaceX Meramaikan Jagat Persaingan Internet Luar Angkasa. (Agus Setiawan)

Related Posts

1 of 3,051