Rubrika

SpaceX Meramaikan Jagat Persaingan Internet Luar Angkasa

SpaceX Meramaikan Jagat Persaingan Internet Luar Angkasa
SpaceX Meramaikan Jagat Persaingan Internet Luar Angkasa/Foto: SpaceX

NUSANTARANEWS.CO – SpaceX meramaikan jagat persaingan internet luar angkasa. Dunia broadband satelit semakin memanas, dan ‘internet luar angkasa’ berkecepatan tinggi semakin terlihat menjadi kebutuhan di masa depan.

Saat ini, layanan OneWeb yang didukung oleh Intelsat, Virgin Qualcomm, SoftBank dan Hughes Networks Systems telah bersiap meluncurkan 640 satelit untuk menciptakan broadband global pada tahun 2020, dan telah meluncurkan 12 satelit pertamanya pada bulan Februari.

Ada juga Amazon, dengan ‘Project Kuiper’ melalui 3.236 satelit untuk layanan internet broadband global setelah 2021.

Elon Musk tidak ketinggalan dengan ambisinya melalui Proyek Starlink untuk memberi layanan akses Internet murah berkecepatan tinggi ke setiap manusia di planet ini.

Musk telah mempersiapkan Proyek Starlink sejak 2015 lalu untuk menciptakan jaringan internet global berbiaya rendah dan berkinerja tinggi. Boss SpaceX ini telah menyiapkan anggaran proyek hingga US$ 500 juta untuk meluncurkan 12.000 satelit. Proyek Starlink diperkirakan akan menghabiskan biaya sebesar US$ 10 miliar

Baca Juga:  13 Personel Polres Pamekasan Diberi Penghargaan atas Pengungkapan Kasus Narkoba Seberat 498,88 Gram

SpaceX kini sedang bekerja keras menyiapkan kapasitas peluncurannya menjadi 40 roket per tahun guna menyongsong ledakan komersial yang akan terjadi di masa depan. Paling tidak satu dua dekade mendatang starlink akan memiliki kapasitas untuk memenuhi kebutuhan pasar komersil global.

Jadi tidak mengherankan bila SpaceX memutuskan untuk memulai peluncuran Starlink sekarang. Pada tahap awal ini, Starlink akan melakukan uji coba koneksi hubungan darat-ke-angkasa antara antena di stasiun bumi dan satelit – namun belum akan menggunakan koneksi laser seperti yang telah direncanakan.

Space internet hanyalah akses Internet dengan menggunakan satelit. Bukanlah sesuatu baru. Seperti halnya satelit telekomunikasi yang sebagian besar berada di orbit geostasioner – yang berjarak ribuan mil di atas khatulistiwa dan mengikuti arah rotasi Bumi.

Secara aktual akses internet melalui satelit sangatlah terbatas dan mahal. Seperti jaringan LEO Iridium yang memberikan kecepatan data 2,4 kbps sampai 512 kbps – kebanyakan dirancang hanya untuk melayani kebutuhan perusahaan dan pemerintah guna menjangkau daerah-daerah terpencil.

Baca Juga:  Anton Charliyan: Penganugrahan Kenaikan Pangkat Kehormatan kepada Prabowo Subianto Sudah Sah Sesuai Ketentuan Per UU an

Sementara satelit Starlink akan dua kali lebih jauh dari Stasiun Luar Angkasa Internasional, tetapi 65 kali lebih dekat ke Bumi daripada satelit geostasioner. (Alya Karen)

Related Posts

1 of 3,053