NusantaraNews.co, Jakarta – Desa adalah kekuatan utama dan terakhir. Dari desa sumber daya alam didatangkan ke kota. Dari desa pulalah sumber daya manusia menuju ke kota-kota. Namun, kenyataannya tak sedikit warga desa yang berbondong-bondong ke kota untuk bekerja, buka usaha dan tentu saja bertarung dengan nasib dengan masyarakat urban lainnya.
Semua tahu dan menyadari, urbanisasi terjadi karena desa tidak memberikan jaminan hidup sejahtera dan makmur. Jangankan mencapai kata sejahtera dan makmur, hidup yang cukup saja terbilang susah dicapai. Inilah satu faktor utama, kota-kota diserbu orang-orang desa.
Ada banyak yang bisa diolah dan diproduksi di desa. Salah satunya (dan ini pasti) ialah produk unggulan yang ada di alam di dalam hidup sehari-hari masyarakat. Inilah yang mestinya diolah, diproduksi dan dikembangkan menjadi produk yang menguntungkan bagi kehidupan bersama.
Contoh terbaru, Bupati Kutai Kartanegara (Kukar) Edi Damansyah dan Bupati Bolaang Mongondow (Bolmong) Yasti Supredjo Mokoaguw bertandang ke kantor Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) pekan lalu.
Kedua Bupati meminta arahan dan masukan nyata kepada MendesPDTT Eko Putro Sandjojo terkait pembangunan di desa-desa yang terdapat di dua kabupaten tersebut. Salah satunya terkait program produk unggulan desa yang diyakini dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa dan pendapatan masyarakat.
Menteri Eko menyampaikan kepada mereka, untuk langkah pertama ialah menentukan komoditi unggulan di desa-desa tersebut yang bisa ditanam, mumpung ini musim hujan. Kemudian, lanjut Eko, buat skala ekonomi yang besar agar sarana pasca panennya bisa masuk ke desa.
Kemendes PDTT, tutur Eko, telah dibantu oleh 19 kementerian atau lembaga dan sejumlah perbankan dari BUMN dan swasta dan sejumlah dunia usaha untuk mendukung program Prukades.
“Jadi, kalau sudah ditentukan mau komoditinya apa. Nanti kami kumpulkan pihak-pihak terkait yang membantu kami untuk duduk bersama. Tapi, saya juga meminta kepada bupati untuk diberikan kemudahan kepada investor mungkin terkait masalah perijinan atau masalah lahan serta masalah lainnya yang mungkin bisa menjadi penghambat investor untuk masuk ke desa,” terang Eko.
Apalagi, Kabupaten Kukar yang berencana akan membangun kawasan perdesaan agrowisata bahari yang melibatkan 5 desa dengan mengembangkan produk unggulan jagung dan Kabupaten Bolmong yang telah menyiapkan lahan seluas 70 ribu hektar untuk mengembangkan jagung.
“Kita pasti dukung dan kita tindaklanjuti. Kita adakan pertemuan berikutnya bersama kementerian terkait, perbankan dan dunia usaha. Setelah itu, langsung class action. Mumpung ini musim hujan. Jadi, segera melakukan penanaman agar hasilnya bisa terlihat di tahun depan,” katanya.
Pewarta/Editor: Ach. Sulaiman