NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Tak sekedar menyedapkan masakan, kini manfaat bawang mampu turunkan angka kemiskinan. Hal ini dirasakan masyarakat Banyuwangi.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan dengan dibukanya program agrowisata bawang oleh Bupati Banyuwangi Azwar Anas, ternyata mampu menurunkan angka kemiskinan masyarakat hingga 8,6 persen.
Amran menilai strategi Azwar Anas dengan melirik sektor pertanian sebagai basis kunjungan wisatawan dinilai sukses. Atas kesuksesan tersebut, dirinya mengaku tak bisa menutup-nutupi rasa bangganya terhadap pria yang sempat menjadi pendamping Gus Ipul di Pilgub Jatim 2018 tersebut.
Baca Juga:
Panen Bawang Putih di Jatim, Mentan: Aku Bangga dengan Bupati Banyuwangi
Kementan: Seluruh Produksi Lokal Bawang Putih Akan Dijadikan Benih
“Aku bangga dengan bupati Banyuwangi yang telah berhasil menurunkan angka kemiskinan dari 34%, turun menjadi 8,6%. Apalagi, itu ditunjukkan melalui prospek pertanian,” kata Amran, Kamis (22/3/2018).
Meski demikian, kesuksesan Bupati Banyuwangi dalam memanfaatkan agrowisata bawang, ternyata memunculkan kekecewaan berat dari Menteri Amran. Pasalnya, sebagai negara yang subur, faktanya Indonesia masih belum mampu melakukan ekspor bawang.
“Indonesia memiliki lahan yang bagus, matahari bersinar lebih dari 8 jam. Tapi, mengapa Indonesia tidak dapat ekspor?” ungkap Amran.
Sebaliknya Indonesia kerap melakukan impor bawang. Alasan mengapa Indonesia masih belum bisa melakukan ekspor bawang, menurut dia disebabkan kurangnya ketekunan.
Baca Juga:
Bawang Putih Meroket, Inflasi Mei 2017 Lepas Landas
Bawang Putih Mahal, KPPU Duga Ada Praktik Kartel
Sementara itu, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) dalam penyelidikan yang dilakukan pada Mei 2017 silam terkait masalah bawang di Indonesia, KPPU menemukan fakta mengejutkan, bahwa lebih dari 97 persen bawang Indonesia hasil ternyata hasil impor. Dan Cina memainkan peran besar di balik impor bawang tersebut.
“Penyelidikan kami mulai dari struktur pasar, bawang putih ini kurang lebih 97 persen kita impor dan paling dominan dari Cina,” kata Ketua KPPU Syarkawi di kantor KPPU, di Jakarta, 30 Mei 2017.
Dirinya menambahkan bahwa kartel yang bermain di balik impor bawang di Indonesia berasal dari Cina. Untuk membeli bawang putih, lanjut Syarkawi, impor bawang dikonsentrasikan di dua pengepul besar Cina.
Editor: Romadhon