Ekonomi

Bawang Putih Mahal, KPPU Duga Ada Praktik Kartel

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Melonjaknya harga bawang putih sejak beberapa pekan lalu, membuat Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) ingin menyelidiki dugaan kartel yang dilakukan sejumlah importir. Ketua KPPU, Syarkawi Rauf mengatakan bahwa pihaknya menduga ada praktik curang yang dilakukan importir untuk mengendalikan harga di pasaran.

“Kami mulai masuk ke penelitian untuk membuktikan bahwa ada pedagang yang menahan stok bawang putih. Penyelidikan kami mulai dari struktur pasar, bawang putih ini kurang lebih 97 persen kita impor dan paling dominan dari Cina,” ujar Syarkawi di kantor KPPU, Jakarta, Selasa (30/5/2017).

“Yang kami duga adalah apakah importir ini sengaja atau tidak. Ada dugaan juga bahwa kartelnya berasal dari Cina itu, karena untuk beli bawang putih Cina itu terkonsentrasi di 2 pengepul besar di Cina,” sambungnya.

Menurut Syarkawi, KPPU sudah menyelidiki dan akan memanggil para importir yang diduga melakukan praktik usaha tak sehat itu. Langkah ini juga untuk menindaklanjuti hasil kerja Satgas Pangan yang membongkar 182 ton bawang putih yang ditimbun pada sebuah gudang di Merunda, Jakarta Utara.

Baca Juga:  Bupati Nunukan Serahkan Bantuan Sosial Sembako

“Kami sekarang di tingkat penyelidikan, jadi kami fokus ke beberapa perusahaan besar yang mendominasi, ada 6 perusahaan importir besar yang kita selidiki,” ungkap Syarkawi tanpa menyebut nama-nama perusahaan importir itu.

Menurut dia, sebelumnya pada 2014, KPPU pernah menjatuhkan denda pada 19 perusahaan importir karena dianggap bersekongkol membuat harga bawang putih melonjak. Denda yang dikenakan itu  rata-rata mencapai Rp 921 juta.

“Ini apakah polanya sama dengan perusahaan yang sama. Dulu 19 importir sudah kita denda karena terbukti sepakat mengurangi pasokan yang membuat harga bawang putih naik sampai Rp 120.000 per kilogram. Karena ini kan dari total kebutuhan 480.000 ton setahun, 47 persen impor, itu dikuasai oleh 6 grup perusahaan paling banyak,” papar Syarkawi.

Reporter: Richard Andika
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 24