NUSANTARANEWS.CO, Sentul– Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin mengatakan pegawai Ditjen Pendidikan Islam bukan semata-mata birokrat tetapi orang-orang yang sedang membangun peradaban. Karena hakikatnya pendidikan adalah membangun manusia.
“Kita diberikan kesempatan oleh Tuhan sebagai bagian penting dalam proses yang sangat mulia mengembangkan peradaban,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam talkshow Rapat Pimpinan Ditjen Pendidikan Islam di Sentul City Bogor, Senin (21/1).
Menteri Agama tampil gayeng dalam talkshow yang di pandu Najeela Shihab. Berbicara cukup komplek tentang pendidikan Islam, dari mulai madrasah, nasib guru, pendidikan tinggi keagamaan Islam (PAI) pada sekolah sampai pada pondok pesantren.
Lukman Hakim Saifuddin mengajak para Pejabat Eselon I, II, III dan IV di lingkungan Ditjen Pendidikan Islam untuk melakukan kreatifitas dan inovasi dalam mengembangkan pendidikan Islam. “Rutinitas di birokrasi kerap kali mengganggu kita untuk melakukan pelbagai inovasi yang dibutuhkan,” ujarnya.
Dalam konteks melakukan optimalisasi pelayanan, Lukman Hakim menekankan pentingnya melakukan budaya keagamaan, budaya akademis dan budaya digital. Budaya keagamaan, kata dia, berarti membiasakan cara berpikir dan berbuat dengan nilai-nilai agama untuk mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan.
“Budaya akademik akan memandu kita melakukan kreatifitas dan inovasi dengan memberdayakan potensi yang ada,” ujar Menteri Agama.
Selain itu, Menteri Agama juga menekankan perlunya mengembangkan kepemimpinan partisipatoris. “Selama ini kita terjebak pada kultur birokrasi yang kadang menganggap atasan seperti dewa, maka gagasan tidak akan muncul dari bawahan,” tegasnya.
Lebih lanjut Menteri Lukman mengaku optimis dengan kualitas dan komitmen seluruh ASN Pendis, masa depan pendidikan Islam akan lebih baik dan masyarakat pendidikan Islam akan merasakan dampaknya.
Sementara itu, Ditjen Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin bertekad ingin menuntaskan tunjangan sertifikasi guru dilingkungan Pendidikan Islam. “Kita ingin agar masalah sertifikasi guru bisa dituntaskan pada tahun 2019 sehingga kita beranjak pada masalah-masalah lain yang tak kalah pentngnya,” kata dia.
Kamaruddin meminta jajarannya agar melihat Renstra Pendidikan Islam dan RPJMN tentang target dan capaian, berapa guru yang telah tersertifikasi, Prodi PTKI yang terakreditasi B pada tahun 2019. Terkait dengan pengembangan pondok pesantren, pihaknya ingin merealisasikan Program Mencetak 5000 Kiai.
Sekadar tambahan, Rapim Ditjen Pendidikan Islam diikuti oleh 300 orang terdiri dari Pejabat Eselon I, II, III dan IV serta beberapa Jabatan Fungsional Umum Pendidikan Islam. Tampak hadir Imam Safe’i Sekrearis Ditjen Pendidikan Islam, Suyitno Direktur GTK Madrasah, Ahmad Zayadi Direktur Pdpontren, A. Umar Diirektur KSKK, Rohmat Mulyana Direktur PAI dan Arskal Salim GP Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam.
(rb/bsr)
Editor: Ani Mariani