NUSANTARANEWS.CO – Jatuhnya pesawat Lion Air Jt-6190 bulan lalu merupakan pesawat versi atau tipe terbaru Boeing 737 MAX yang memilikan bagi para keluarga korban. Atas peristiwa tersebut, saham Boeing Co pun anjlok pada Selasa (13/11). Saham Boeing turun hampir 2 persen pada 350,30 dolar AS dalam perdagangan sore.
Menurut penyidik Indonesia, perlu lebih banyak pelatihan untuk pilot 737 MAX setelah menemukan situasi yang diyakini telah dihadapi para kru dan tidak terdapat dalam manual penerbangan. Pilot AS juga tidak menyadari adanya potensi risiko, kata dua serikat pekerja pilot kepada Reuters, Senin (12/11/2018) lalu.
Baca Juga:
- Ada 11 Unit Pesawat Tipe Boeing 737 Max 8 yang Beroperasi di Indonesia
- Kemenhub Enggan Publikasi Hasil Audit Khusus Terhadap Boeing 737 Max 8 Lion Air
- Pesawat JT 610 Milik Lion Air yang Hilang Kontak Tipe Boeing 737 MAX 8
Hingga kini, penyidik tersebut sedang mempersiapkan pempublikasian laporan awal tentang kecelakaan pada 28 November atau 29 November mendatang, satu bulan pasca Lion Air JT-610 menukik ke Laut Jawa dan menewaskan semua 189 penumpang.
Disebutkan bahwa, kecelakaan ini merupakan kecelakaan pertama yang dilaporkan melibatkan penjualan Boeing 737 MAX yang dijual secara luas. Pesawat ini versi yang diperbarui dan lebih efisien bahan bakar dari pabrikan jet dengan lorong tunggal.
Hingga saat ini, perhatian publik terfokus terutama pada masalah perawatan potensial termasuk sensor yang salah untuk angle of attack, bagian penting dari data yang diperlukan untuk membantu pesawat terbang pada sudut yang tepat terhadap arus udara dan mencegah mesin berhenti. Fokus penyelidikan pun nampak meluas ke kejelasan prosedur yang disetujui AS untuk membantu pilot mencegah 737 MAX bereaksi berlebihan terhadap kehilangan data tersebut, dan metode untuk melatihnya.
CEO Boeing, Dennis Muilenburg mengatakan bahwa Boeing menyediakan semua informasi yang diperlukan untuk menerbangkan pesawat dengan aman. Pihak Boeing juga kembali menegaskan bahwa 737 MAX adalah pesawat yang sangat aman.
“Ini datang dari ribuan jam pengujian, evaluasi dan simulasi dan memberikan informasi yang pilot kami perlukan untuk mengoperasikan pesawat kami dengan aman. Dalam mode kegagalan tertentu, jika ada sensor angle of attack yang tidak akurat memberi informasi ke pesawat, ada prosedur untuk mengatasinya,” kata Muilenburg. (Reuters/rpa)
Penulis: Mugi Riskiana
Editor: Achmad S.