NUSANTARANEWS.CO, Medan – Konsultan politik masing-masing pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara saling mengkritik jagoan mereka usai debat publik kedua yang mengangkat tema Pembangunan yang Berkeadilan dan Kesetaraan. Debat kedua paslon cagub-cawagub Sumut ini diketahui berlangsung di Ballroom Hotel Adi Mulia, Medan, Sabtu (12/5) malam lalu.
Setelah debat tersebut, konsultan politik masing-masing pasangan calon mengkritik penampilan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah (Eramas) dan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus.
Baca juga: Ini Komitmen Musa Rajekshah Membela Hak Disabilitas di Sumut
Pengamat politik dari Sumut Center of Policy Studies (SCPS) Adi Siahaan menilai pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus cenderung tidak fokus dalam memperjuangkan hak penyandang disabilitas.
“Komitmennya jelas, semoga bisa terealisasi nantinya. Kalau statement pasangan Djarot-Sihar cenderung normatif,” ujar Adi melalui keterangan tertulis yang diterima redaksi, Selasa (14/5).
Menurutnya, pasangan Edy-Ijeck lebih concern terhadap kaum disabilitas dari pasangan Djarot-Sihar.
Mendapat kritikan terkait persoalan disabilitas, pengamat politik Armansyah membalas dengan mengatakan pasangan Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus lebih menawarkan gagasan yang konkret dan visi misi yang jelas.
“Program yang disampaikan untuk membenahi Sumut ini lebih konkret dan spesifik disampaikan oleh kedua paslon ini, yang mana lebih tepat menyentuh ke persoalan pelik Sumut dalam beberapa dekade belakangan ini, sementara Eramas lebih cenderung biasa dan normatif,” ujar Armansyah di Medan, Selasa (15/5).
Baca juga: Tawarkan Ide Konkret, Djarot-Sihar Dinilai Lebih Memahami Permasalahan Sumut
Tak hanya Armansyah, kritikan terhadap pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah juga dilontarkan dosen Sosiologi Universitas Negeri Medan (Unimed), Muhammad Iqbal. Menurut Iqbal, Paparan awal yang diberikan pasangan Eramas dinilai terlihat tidak konkret karena lebih menekankan pembangunan ekonomi yang dibagi menjadi ekonomi dan non ekonomi serta menyajikan data jumlah kemiskinan.
“Paparan awal pasangan djoss langsung menggunakan media bantu visual. Terasa pasangan ini ingin menunjukan kepada publik, bahwa mereka sudah memiliki ide dan konsep yang dapat dilakukan jika terpilih nanti,” kata Iqbal.
Sehari sebelumnya, melalui siaran pers tokoh masyarakat Tebing Tinggi berharap pemerintah provinsi Sumatera Utara mendatang dipimpiin oleh putra daerah asli Sumut.
Baca juga: Tokoh Masyarakat Tebing Tinggi Ingin Putra Daerah Asli Sumut Pimpin Sumatera Utara
“Kita pasti inginkan perubahan dan dipimpin oleh asli putra daerah. Jika orang luar, orang tersebut tidak mengerti permasalahan lokal di sini,” kata Adnan Idrus, Tebing Tinggi, Senin (14/5).
Menurut Adnan, jika putra daerah yang memimpin Sumut, dia akan lebih mengetahui permasalahan daerahnya sendiri. “Kalau putra daerah memiliki perasaan yang sama dan solidaritas yang tinggi, agar minyak bumi, gas alam, perkebunan, perikanan, pariwisata, dan lain-lain untuk kemakmuran masyarakat Sumut,” kata Adnan.
Karenanya, kata Adnan, pihanya mendukung penuh pasangan Edy Rahmayadi–Musa Rajekshah menjadi gubernur dan wakil gubernur Sumatera Utara. (red/ed/nn)
Editor: Banyu Asqalani