Peristiwa

KNKT Umumkan Laporan Awal Investigasi Boeing 737, Ini Penjelasan Lengkapnya

cvr, cvr boeing 737, cvr lion air, knkt, cvr aktif, soerjanto thahjono, pinker cvr, data fdr, nusantaranews, nusantara news, nusantara, nusantaranewsco, ketua knkt
Ketua Komite Nasional Kecelakaan Terbang (KNKT), Soerjanto Thahjono. (Foto: NUSNATARANEWS.CO/Romadhon)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sesuai dengan waktu yang telah dijanjikan sebelumnya, 30 hari setelah jatuhnya pesawat Boeing 737 Max 8 yang dioperasikan Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 pada 29 Oktober 2018, Komite Nasional Kecelakaan Terbang (KNKT), Rabu (28/11/2018) mengumumkan preliminary report (laporan awal investigasi).

Dalam laporan awal, KNKT menjelaskan kondisi pesawat. Di mana pada tanggal 28 Oktober 2018, pesawat Boeing 737 Max 8 registrasi PK-LQP dioperasikan oleh Lion Air dalam penerbangan dengan rute dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai (WADD), Denpasar menuju Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta. Ketika melakukan pemeriksaan pre-flight, pilot in command (PIC) melakukan diskusi dengan teknisi terkait tindakan perawatan pesawat udara yang telah dilakukan termasuk adanya informasi bahwa sensor Angle of Attack (AoA) yang diganti dan telah diuji.

KNKT Temukan Kerusakan pada Penunjuk Kecepatan Pesawat Lion Air

Pesawat udara berangkat pada malam hari pukul 14.20 UTC (22.20 WITA), Digital Flifght Data Recorder (DFDR) mencatat adanya stick shaker yang aktif pada sesaat sebelum lepas landas (rotation) dan berlangsung selama penerbangan. Ketika pesawat berada di ketinggian sekitar 400 feet, PIC menyadari adanya warning IAS Diasgree pada Primary Flight Display (PFD). Kemudian PIC mengalihkan kendali pesawat udara kepada second in command (SIC) serta membandingkan penunjukan pada PFD dengan instrument standby dan menentukan bahwa PFD kiri yang bermasalah. PIC mengetahui bahwa pesawar mengalami trimming aircraft nose down (AND) secara otomatis. PIC kemudian merubah tombol STAB TRIM ke CUT OUT. SIC melanjutkan penerbangan dengan trim manual dan tanpa auto-pilot sampai dengan mendarat.

Para Pilot Akan Dapat Training Menerbangkan Boeing 737

PIC melakukan deklarasi “PAN PAN” karena mengalami kegagalan instrumen kepada petugas pemanduan lalu lintas penerbangan Denpasar dan meminta untuk melanjutkan arah terbang searah dengan landasan pacu. PIC melaksanakan tiga non-normal checklist dan tidak satupun dari ketiga prosedur dimaksud memuat intruksi untuk melakukan pendaratan di bandar udara terdekat.

Baca Juga:  Tak Beretika, Oknum Polisi Polda Metro Jaya Masuk Kamar Ketum PPWI Tanpa Izin

Pesawat mendarat di Jakarta pada pukul 15.56 UTC (22.56 WIB) atau setelah terbang selama 1 jam 36 menit. Setelah pesawat udara parkir, PIC melaporkan permasalahan pesawat udara kepada teknisi dan menulis IAS dan ALT disagree dan menyalanya lampu Feel Diff Press (feel differential pressure) di Aircraft Flight and Maintenance Logbook (AFML).

[Video] KNKT Putuskan Angle Of Attack Boeing 737 Bermasalah

Teknisi melakukan pembersihan Air Data Module (ADM) pilot dan static port kiri untuk memperbaiki IAS dan ALT disagree disertai dengan tes operasional di darat dengan hasil tidak ada masalah. Kemudian teknisi melakukan pembersihan sambungan kelistrikan pada Elevator Feel Computer disertai dengan tes operfasional dengan hasil baik.

Hasil Pemeriksaan Boeing 737 Ada yang Tak Fungsi Tapi Boleh Terbang

Pesawat tanggal 29 Oktober 2018, pukul 06.20 WIB (pukul 23.20 UTC, tanggall 28 Oktiber 2018), pesawat udara PK-LQP tinggal landas dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta (WIII), Jakarta dengan tujuan Depati Amir Airport (WIPK), Pangkal Pinang. DFDR merekam adanya perbedaan antara AoA kiri dan kanan sekitar 20 derajat yang terjadi terus menerus sampai dengan akhir rekaman. Sesaat pesawat udara sebelum lepas landas (rotation), stick shaker pada control column sebelah kiri aktif dan terjadi pada hampir seluruh penerbangan.

Baca Juga:  Pelantikan Pengurus Komite SMPIT Al-Izzah Sorong Periode 2024-2026 Berlangsung Khidmat

Pada saat terbang, SIC sempat bertanya kepada petugas pemandu lalu lintas penerbangan untuk memastikan ketinggian serta kecepatan pesawat udara yang ditampilkan pada layar radar petugas pemandu lalu lintas penerbangan. Kemudian SIC juga melaporkan mengalami ‘flight control problem’ kepada radar petugas pemandu lalu lintas penerbangan.

KNKT Temukan Kerusakan pada Penunjuk Kecepatan Pesawat Lion Air

Setelah flaps dinaikkan, DFDR merekam trim AND otomatis aktif diikuti dengan input dari pilot untuk melakukan trim aircraft nose up (ANU). Trim AND otomatis berhenti ketika flaps diturunkan. Ketika flaps dinaikkan kembali, trim AND otomatis dan input dari pilot untuk melakukan trim aircraft nose up (ANU) terjadi kembali dan berlanjut selama penerbangan. Pada pukul 23:32 UTC, DFDR berhenti merekam data.

Pewarta: Romandhon

Related Posts

1 of 3,050