NUSANTARANEWS.CO, Brebes – Bumiayu Creative City Forum (BCCF) mengadakan agenda diskusi bulanan bertajuk Kacamata Senja dengan mengangkat tema “Nyala Perempuan”.
Tema ini diambil untuk memperingati gerakan emansipasi yang dikenalkan oleh Kartini, sehingga menghadirkan dua pembicara utama yang juga aktivis perempuan, yakni Aisthetya Patriandita founder Feminis Pantura dan Pujionjie Inisiator Kupu-kuperempuan, dan dimoderatori oleh Founder BCCF, Dimas Indiana Senja.
Acara yang dihadiri beberapa komunitas lintas daerah itu diramaikan dengan penampilan akustik oleh indah Amelia Silvi, pembacaan puisi oleh Teater Senja dan Devi Ardiyanti.
Dalam kesempatannya, Aisthetya Patriandita yang akrab disapa Ais menyampaikan ikhwal keinginannya mendirikan sebuah gerakan feminism di daerah sendiri. Feminsime pantura sendiri berdiri awal 2018 dan beranggotakan anak-anak muda yang tertarik pada isu gender dan feminisme. Kegiatannya tidak jauh dari diskusi-diskusi ringan mengenai isu-isu gender, keperempuanan hingga feminisme.
“Ketidakadilan gender yang terjadi di masyarakat berawal dari kesalahan mindset. Feminisme hadir bukan untuk mengalahkan laki-laki, sebaliknya memperjuangka hak dan derajat perempuan. Kesalahan pemahaman ini menimbulkan salah tafsir tentang pentingnya gerakan perempuan. Sudah saatnya perempuan harus melawan subordinasi sekaligus dominasi maskulin,” kata mahasiswi semester 6 Universitas Panca Sakti Tegal tersebut.
“Perempuan harus sudah diberikan ruang untuk menunjukkan eksistensi dan prestasinya,” imbuhnya.
Sementara itu, Pujionjie menyampaikan bahwa ia menggagas kupu-kuperempuan, untuk mengakomodir dan menggerakkan perempuan-perempuan yang sejatinya memiliki banyak potensi.
“Perempuan di Bumiayu banyak yang berpotensi dan memiliki karya, maka dibutuhkan wadah untuk mengenalkan kepada khalayak, untuk itulah kupu-kuperempuan memberikan spirit kepada perempuan-perempuan hebat di Brebes Selatan untuk tampil di garda depan, menunjukkan eksistensi dengan prestasi,” katanya.
Selain diskusi dan tanya jawab, ada juga sesi sharing dari beberapa pegiat perempuan, baik dari pegiat musik, yang diwakili Adelita Azzahra dan Indah, pegiat literasi yang diwakili Devi Ardiyanti dan Vian Fitri, Aktivis pergerakan yang diwakili Siti Zulaekha, hingga Even Organizer yang diwakili oleh Dyan Ayu.
“Diskusi semacam ini perlu dihadirkan di tengah masyarakat yang masih terjebak pada pemahaman yang salah, khususnya dalam memandang perempuan. Apalagi masih banyak yang belum tahu konsep tentang feminisme dan perjuangan perempuan dalam memperjuangkan keadilan,” ujar Ilyasa, inisiator acara kacamata senja, pada acara yang berlangsung pada Sabtu (20/4) malam lalu. (mys/nn)
Editor: Achmad S.