Budaya / SeniPuisi

Kabut dan Kacamata

Puisi Abdul Wachid B.S.

KACAMATA

kacamata itu kurasa tidaklah hilang
tetapi ia di mana? kutelusuri jejaknya antara
jalan rumah jalan simpang
tak ada bekasnya, tetapi ia terasa ada

sejak mata ini membutuhkan kaca itu
ada yang tersambung
ada yang selalu menghubung
awalnya samar ragu, lamalama tertuju

tergantung kepadanya
bergantung dari mata ke telinga
bahkan batin terasa juga hunjamnya
tetapi mata ini menjadi nyata

lalu segala sesuatu menjelma indah
bahkan kemegahan nyaris sempurna
manusia datang manusia pergi, gelisah
di sebuah taman, dunia

sekalipun kupunya dua kacamata
hilang yang ini hilanglah yang itu
keduanya menyambung pandangku
agar malam terasa tidak jelaga

biar siang terasa terang
tetapi, gemuruh hujan telah membuatku tergesa
dan kacamata itu, mungkin saja terjatuh, hilang
kutelusuri jejaknya antara

jalan rumah jalan simpang
tidak ada jejaknya, tetapi ia mengekal ada
hilang yang ini hilanglah yang itu
keduanya menjelma menjadi mataku

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

1 januari 2013

KABUT

kabut itu, bagimu, berarti pagi
kabut itu, bagiku, bermakna sepi
seorang lelaki menukar rumahnya dengan
makam bagi kekasih yang

sesungguhnya tidak pernah mati
tersebab dia hidup abadi di dalam hati
sebuah taman di perbukitan
tempat kau aku memulai cerita

sore itu gerimis mempertegas gelisah
kau aku yang dipertemukan oleh basah
bukan hujan, tetapi derasnya
membarakan birahi yang

paling kepayang, hingga tak hingga
lelaki itu lupa siapa dirinya
gadis yang paling perawan itu lena
gerimis di dalam dirinya mengubah sejarah

entah sudah berapa ribu pohon ditandai
entah telah berapa penanggalan ditetapkan
sampailah di suatu pagi yang paling perih
garisgaris tangan disuratkan

kabut itu, bagimu, berarti pagi
kabut itu, bagiku, bermakna sepi
engkau menukar rumah kau aku dengan
kepergian tanpa pamitan

yogyakarta, 11 november 2013

Abdul Wachid B.S.lahir 7 Oktober 1966 di Bluluk, Lamongan, Jawa Timur. Achid alumnus Sastra Indonesia Pascasarjana UGM (Magister Humaniora), jadi dosen-negeri di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto, dan sekarang sedang studi Program Doktor Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Sebelas Maret Solo.

Baca Juga:  G-Production X Kece Entertainment Mengajak Anda ke Dunia "Curhat Bernada: Kenangan Abadi"

Buku-buku karya Achid : (1) Buku puisi, Rumah Cahaya(1995). (2) Buku esai, Sastra Melawan Slogan (2000). (3) Buku kajian sastra, Religiositas Alam : dari Surealisme ke Spiritualisme D. Zawawi Imron (2002). (4) Buku puisi, Ijinkan Aku Mencintaimu (2002). (5) Buku puisi, Tunjammu Kekasih (2003). (6) Buku puisi, Beribu Rindu Kekasihku (2004). (7) Buku kajian sastra, Membaca Makna dari Chairil Anwar ke A. Mustofa Bisri (2005). (8) Buku esai, Sastra Pencerahan (2005). (9) Buku kajian sastra dan tasawuf, Gandrung Cinta (2008). (10) Buku kajian sastra, Analisis Struktural Semiotik: Puisi Surealistis Religius D. Zawawi Imron(2009). (11) Buku puisi, Yang (2011). (12) Buku puisi, Kepayang (2012). (13) Buku puisi, Hyang (2014).

Website: www.wachid.8m.com; E-mail: [email protected] dan [email protected]; Twitter @abdulwachidbs; Facebook: www.facebook.com/abdulwachidbs

__________________________________

Bagi rekan-rekan penulis yang ingin berkontribusi (berdonasi*) karya baik berupa puisi, cerpen, esai, resensi buku/film, maupun catatan kebudayaan serta profil komunitas dapat dikirim langsung ke email: [email protected] atau [email protected].

Related Posts

1 of 6