Ekonomi

IEF 2018 Bicara Soal Agenda Ekonomi Indonesia 5 Tahun Mendatang

agenda ekonomi indonesia, ief 2018, ekonomi indonesia, ekonomi digital, gita wirjawan, pertumbuhan ekonomi indonesia, forum ekonomi indonesia, komunitas bisnis, ketidakpastian ekonomi, tata kelola ekonomi, konsep ekonomi prabowo, konektivitas digital, shoeb kagda, dampak pemilu 2019, nusantaranews, nusantara, nusantaranewsco, nusantara news
Prabowo Subianto berbicara dalam acara Indonesia Economic Forum (IEF) 2018. (Foto: NUSANTARANEWS.CO/Romadhon)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Para pemimpin politik, bisnis, pemerintah dan komunitas sipil berkumpul di Indonesia Economic Forum (IEF) tahunan yang kelima untuk membahas agenda ekonomi dan sosial negara selama lima tahun ke depan. Tema utama untuk IEF tahun ini difokuskan pada pengembangan sumber daya manusia, pembangunan infrastruktur, dan swasembada pangan dan energi.

Lebih dari 350 peserta dari berbagai kalangan menghadiri forum yang menampilkan pembicara seperti Luhut Panjaitan, Kelautan Gita Wirjawan, Prabowo Subianto yang juga calon presiden RI, Tom Lembong dan Sandiaga Uno.

Forum ini juga menampilkan diskusi panel yang membahas dampak pemilu 2019 terhadap perekonomian antara lain peningkatan ekonomi digital, permberdayaan Indonesia melalui energi terbarukan, pendidikan dan pekerjaan di masa mendatang, serta pendidikan berbasis science, technology, engineering dan math (STEAM)–peningkatan kapasitas generasi muda untuk masa depan.

Baca juga: Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 16 Pemerintahan Jokowi di Tengah Ketidakpastian Global

Dengan meningkatnya ketidakpastian ekonomi global yang timbul karena perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok, para pembicara pun membahas berbagai prioritas utama di bidang ekonomi untuk perkembangan di Indonesia.

Baca Juga:  Bea Cukai Nunukan Lakukan Hibah dan Musnahkan Barang Ilegal Lainnya

Dalam sambutannya, Shoeb Kagda, pendiri Forum Ekonomi Indonesia mengatakan bahwa jika Indonesia ingin mencapai tujuannya masuk sebagai lima besar ekonomi dunia pada 2045, maka perlu diciptakan lebih banyak pusat pertumbuhan di negeri ini. Berbagai pusat pertumbuhan ini tidak dapat tumbuh sendiri dan saling terhubung satu sama lain.

“Kita hidup di era konektivitas,” katanya. “Tidak hanya konektivitas fisik melalui jalan, jembatan dan bandara, tetapi juga konektivitas digital yang tengah berkembang dalam interaksi antar sesama manusia maupun antara manusia dengan mesin.”

Baca juga: Penjelasan Pemerintah Terkait Paket Kebijakan Ekonomi Jilid 16

Menutup IEF 2018, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan menekankan sejumlah terobosan yang telah dicapai pemerintahan Joko Widodo seperti pembangunan infrastruktur; stabilitas makro-ekonomi dan penganggulangan kemiskinan. Dia menambahkan bahwa selama lima tahun ke depan, Presiden Jokowi telah menginstruksikan pemerintahannya untuk berkonsentrasi pada pengembangan sumber daya manusia.

“Kami telah mencapai banyak hal, dan menerapkan program serta mengelola negara sebesar Indonesia tidaklah mudah,” katanya. “Saya mengukur pencapaian kami berdasarkan data, bukan perasaan, dan saya selalu memeriksa dan melakukan verifikasi atas apa pun yang dilaporkan ke saya,” katanya.

Baca Juga:  DBHCHT Sumenep Fasilitasi Jaminan Ketenagakerjaan untuk Petani Tembakau

Baca juga: Prospek Pertumbuhan Ekonomi Global Yang Suram

Calon Presiden RI, Prabowo Subianto membahas pentingnya swasembada pangan, energi, dan air sebagai komponen utama agenda ekonomi dan sosialnya. Dia menambahkan bahwa Indonesia harus mempromosikan penggunaan bio-energi untuk sebagai kompensasi penurunan produksi minyak.

“Partai saya akan mengadopsi strategi big push,” katanya. “Kita harus meniru negara-negara seperti Tiongkok, AS, India dan Rusia yang semuanya telah mencapai swasembada,” katanya. “Kita harus mengatasi dua tantangan signifikan, ketidaksetaraan pendapatan dan tata kelola ekonomi yang kurang tepat.”

Baca juga: Globalisasi Telah Memutus Rantai Vital Pasokan Industri Pertahanan Amerika

Luhut dan Prabowo juga menyinggung bagaimana Indonesia harus menanggapi ketidakpastian ekonomi dan politik global yang berkembang di Asia. Luhut mencatat bahwa Indonesia akan bekerja berdampingan dengan kedua kekuatan tersebut dan pemerintah akan terus menarik investasi dari AS dan Tiongkok.

Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan dalam pidatonya secara khusus menyinggung pentingnya meningkatkan konektivitas seperti jalan dan listrik sebagai faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga:  Penyumbang Terbesar, DBHCHT Jawa Timur Layak Ditambah Tahun 2025

“Jika Indonesia konsisten dengan misi pengembangan sumber daya manusia dan konektivitasnya, maka Indonesia akan memiliki PDB sebesar 14 triliun dolar AS pada 2045,” katanya.

Baca juga: Kata Macron: Nasionalisme Adalah Pengkhianatan Terhadap Patriotisme

IEF adalah platform yang multi-pemangku kepentingan yang bersifat netral dan berupaya untuk melibatkan semua lapisan masyarakat Indonesia. Sejak didirikan pada tahun 2014, IEF telah bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, masyarakat sipil serta komunitas bisnis.

Misi dari Forum Ekonomi Indonesia adalah untuk mempromosikan kemajuan ekonomi dan sosial bagi Indonesia.

Pewarta: Gendon Wibisono
Editor: Almeiji Santoso

Related Posts

1 of 3,159