Politik

Hasil Putusan Muktamar Ulama se-Indonesia Lawan Komunisme

NUSANTARANEWS.CO – Tajamnya perbedaan antara Islam dan Komunisme, menurut Ketua Program Doktor Universitas Ibn Khaldun Bogor, Adian Husaini tidak menyurutkan usaha untuk menyatukan kekuatan agama dan komunisme. Tapi, sejarah kemudian mencatat, upaya penyatuan antara kelompok Nasionalis, Agama, dan Komunis, di bawah payung Pancasila mengalami kegagalan.

Dilansir dalam ulasannya, Adian menjelaskan bahwa golongan Islam melakukan perlawanan habis-habisan melawan komunisme. Dalam Muktamar Ulama se-Indonesia tanggal 8-11 September 1957 di Palembang, para ulama memutuskan diantaranya:

Pertama, ideologi/ajaran Komunisme adalah kufur hukumnya, dan haram bagi umat Islam menganutnya.

Kedua, bagi orang yang menganut ideologi/ajaran Komunisme dengan keyakinan dan kesadaran, maka kafirlah dia dan tiada sah menikah dan menikahkan orang Islam, tiada pusaka-mempusakai dan haram hukumnya jenazahnya diselenggarakan secara Islam.

Ketiga, bagi orang yang memasuki organisasi (partai) yang berideologi komunisme (PKI, Sobsi, Pemuda Rakyat dll; tidak dengan keyakinan dan kesadaran, sesatlah dia dan wajib bagi umat Islam menyeru mereka meninggalkan organisasi dan partai tersebut.

Baca Juga:  Bukan Emil Dardak, Sarmuji Beber Kader Internal Layak Digandeng Khofifah di Pilgub

Keempat, walaupun Republik Indonesia bukan negara Islam, namun haram hukumnya bagi umat Islam mengangkat atau memilih kepala negara yang berideologi Komunisme.

Kelima, memperingatkan kepada pemerintah RI agar bersikap waspada terhadap gerakan aksi subversif asing yang membantu perjuangan kaum komunis/atheis Indonesia.

Keenam, mendesak kepada Presiden RI untuk mengeluarkan dekrit menyatakan PKI dan mantel organisasinya sebagai partai terlarang di Indonesia. (Kongres Alim Ulama Seluruh Indonesia, 1957).

Dalam sambutan Muktamar Ulama se-Indonesia Tahun 1957, mantan wakil Presiden RI Mohammad Hatta mengingatkan kepada para ulama, bahwa perkembangan Komunisme di Indonesia, terutama dihasilkan melalui kerja keras mereka dan kepandaiannya dalam memanfaatkan kondisi kemiskinan rakyat.

“Kemajuan PKI tidak disebabkan oleh kegiatan orang-orang komunis mengembangkan ideologi yang belum dimengerti oleh rakyat, melainkan dengan kegiatannya bekerja dalam kalangan rakyat serta janji-janjinya akan membagikan tanah dan memperbaiki hidup rakyat yang miskin,” kata Hatta, dikutip Adian.

Dirinya menambahkan, apabila kaum Ulama kita tidak menilai masalah kemasyarakatan ini dengan ukuran yang tepat, Muktamar tidak akan dapat menyusun rencana yang tepat terhadap gerakan Atheisme. Hatta mengajak agar Ulama berusaha menegakkan keadilan Islam. Kata Hatta lagi, “Apabila berlaku keadilan Islam di Indonesia, maka dengan sendirinya Komunisme akan lenyap dari bumi Indonesia,” tegasnya. (*)

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Menang Pilpres 2024, Gus Fawait: Bukti Pemimpin Pilhan Rakyat

Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 5