ArtikelPolitik

Gelombang Terorisme Dalam Lintasan Sejarah Modern (Bag. 1)

Gelombang terorisme dalam lintasan sejarah modern
Gelombang terorisme dalam lintasan sejarah modern./Foto: Proact.no

NUSANTARANEWS.CO – Gelombang terorisme dalam lintasan sejarah modern. Seperti telah diuraikan dalam artikel terdahulu bahwa deskripsi modern terorisme bisa dilacak melalui gerakan anarkis dan propaganda. Para ahli yang serius meneliti sejarah terorisme secara mendalam telah mencoba mencari karakteristik khusus untuk era tertentu mengenai tren terorisme. Salah satu ahli yang telah kita sebut adalah David Rapoport – yang mencoba memetakan empat gelombang terorisme dengan karakteristiknya masing-masing, termasuk pendukung dan simpatisannya serta modus operandinya.

David Rapoport menguraikan bahwa gelombang pertama dimulai oleh gerakan anarkisme pada tahun 1880-an, beberapa mengatakan 1870 di Rusia – dan baru kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia, Eropa Barat, Amerika dan juga Asia. Bakunin dan Kropotkin adalah penulis-penulis doktrin dan strategi teror yang paling terkenal dengan karya-karyanya. Mereka berdua banyak menggunakan teknologi baru alat komunikasi, seperti telegraf dan media masa surat kabar.

Salah satu organisasi yang paling terkenal di zaman itu adalah “Rusia Narodnaya Volya” (Kehendak Rakyat). Di mana anggota kelompok mereka berhasil membunuh anggota Tsar Rusia yang tentu saja menjadi berita utama. Menurut David Rapoport orang-orang ini menyebut diri mereka sebagai “teroris” yang pada 1890-an digambarkan sebagai The Golden Age of Assassination.

Gerakan teroris itu berlangsung dari tahun 1890-an hingga awal abad kedua puluh – memakan korban seperti Ratu Austria Elizabeth, Raja Italia Uberto Pertama, dan Presiden Amerika Serikat (AS) McKinley yang tewas di Buffalo, negara bagian New York.

Baca Juga:  Prabowo-Gibran Menang Telak di Jawa Timur, Gus Fawait: Partisipasi Milenial di Pemilu Melonjak

Gelombang kedua adalah antikolonialis yang berawal pada tahun 1920-an dengan karakteristik perjuangan untuk menentukan nasib sendiri, atau kemerdekaan. Taktik yang digunakan oleh kelompok ini sudah berbeda, yakni menggunakan taktik gerilya untuk menghadapi penguasa kolonial Inggris dan Perancis.

Pada gelombang kedua ini para pemberontak berhenti menyebut diri mereka “teroris”, dan mulai menyebut diri mereka sebagai “pejuang” kemerdekaan. Mereka sudah bermetamorfosis menjadi pejuang melawan teror pemerintahan kolonial.

Organisasi yang paling terkenal dari gelombang kedua ini adalah IRA, Tentara Republik Irlandia yang berjuang sejak awal tahun 1920 untuk kemerdekaan. Kelompok lain misalnya adalah FLN, Front de Liberation Nationale yang berhasil berjuang merebut kemerdekaan Aljazair dari tangan Perancis. Kemudian IRGUN, sebuah kelompok ZIONIS militan yang memerangi pemerintah Inggris ketika sedang mengatur apa yang kita kenal sekarang sebagai Israel dan Palestina. Serangan IRGUN yang paling terkenal adalah serangan terhadap Hotel Raja David di Jerusalem, yang merupakan markas besar pemerintah Inggris di Palestina. (Agus Setiawan/dari bahan kuliah Studi Terorisme)

Related Posts

1 of 3,055