NUSANTARANEWS.CO, Damaskus – Angkatan Udara Rusia pada 26 Mei meluncurkan empat serangan terhadap posisi kelompok Al-Qaeda yang sekarang bermetamorfosis menjadi kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di Idlib, Suriah. Serangan tersebut juga menargetkan fasilitas manufaktur drone mereka. Akibat serangan tersebut sedikitnya delapan orang teroris tewas dilaporkan tewas.
Sputnik News melaporkan bahwa, Kremlin menerima data intelijen yang menunjukkan bahwa kelompok teroris tersebut berencana menggunakan “drone yang dimodifikasi” untuk menyerang posisi tentara Suriah dan daerah-daerah yang berada di bawah kendali Damaskus.
HTS sebagai afiliasi al-Qaeda sebelumnya juga dikenal sebagai Jabhat al-Nusra (Al-Nusra) dan Jabhat Fatah al-Sham, adalah kelompok teroris bentukan Barat yang menjadi payung bagi kelompok oposisi yang bertujuan untuk menggulingkan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Serangan udara Rusia bertepatan dengan langkah keras HTS yang sedang berusaha meredam perbedaan dan mengkonsolidasikan kekuatannya dengan menekan kelompok lain di Idlib.
Baru-baru ini, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) juga melaporkan bahwa terjadi aksi unjuk rasa di pedesaan Idlib yang menuntut pembebasan tahanan dan penggulingan pemimpin HTS Abu Mohammad al-Julani.
Sejauh ini, HTS dilaporkan masih melakukan penangkapan terhadap warga sipil dengan berbagai alasan yang berbeda-beda. Bahkan PBB melaporkan bahwa ketika terjadi gempa dahsyat yang melanda Suriah dan Turki pada bulan Februari, HTS menolak mengizinkan bantuan kemanusiaan yang dikirim dari Damaskus untuk memasuki barat laut Suriah.
Tahun lalu, laporan media Arab mengungkapkan bahwa para pemimpin HTS telah menyita pengiriman bantuan kemanusiaan bernilai ratusan juta dolar di Turki yang kemudian menjualnya di pasar gelap. (Banyu)
