NUSANTARANEWS.CO – Didukung Golkar, Ahok dan Teman Ahok Putus Hubungan? Pernyataan Anggota DPR RI Komisi III Junimart Girsang dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar di Gedung Parlemen, Rabu (15/6) kemarin mengejutkan sebagian besar publik. “Ada informasi yang saya dapatkan tentang uang Rp 30 miliar dari pengembang reklamasi untuk Teman Ahok melalui Sunny dan Cyrus. Saya tidak tahu apakah KPK telah melakukan pemeriksaan pada Sunny atau Cyrus?” tanya Junimart saat itu. Statemen Junimart seketika gaduh meski baru sekadar bersifat rumor.
Aliran dana sebesar Rp 30 miliar dari pengembang proyek reklamasi ke Teman Ahok kini tengah ramai diperbicangkan dan menjadi buah bibir publik. Isu itu memang sengaja dihembuskan ke hadapan publik supaya Ahok bisa dengan segera membubarkan komunitas relawan pendukungnya itu dengan alasan yang sangat logis. Yakni, melanggar hukum.
Tinggal menunggu klik saja kapan hubungan Ahok dan Teman Ahok kandas di tengah jalan. Hanya saja, baik Ahok maupun Teman Ahok mungkin sedang mencari formulasi bagaimana caranya agar relawannya itu selamat dari jeratan hukum. Seperti diketahui, KPK sendiri tampak sudah memberikan tenggat waktunya kepada Ahok dan Teman Ahok. Tenggat waktu yang dimaksud ialah keenggan KPK untuk segera melakukan penyelidikan terhadap kasus aliran dana Rp 30 miliar kepada Teman Ahok. Andaikata nanti mentok, tinggal siapa yang mau dikorbankan, Ahok, Teman Ahok, Sunny, Cyrus atau malah pengembang sendiri?
Sebab lain, Ahok kini sudah mulai menemukan tambatan hati baru, yakni Golkar yang kini sudah terang-terangan mendukung dirinya pada Pilkada 2017 mendatang. Bahkan, Ketua Umum Golkar Setya Novanto sudah sangat sering memuji sosok Ahok yang dinilainya sebagai pemimpin yang berhasil memimpin Jakarta. “Yang saya lihat, Ahok itu orang baik dan berhasil mengatasi persoalan Jakarta,” ujar Setnov beberapa waktu lalu.
“Saya sudah tebak kalau Golkar pasti dukung Beliau (Jokowi), setelah dukung beliau pasti dukung gua nih. Partai Golkar selalu mendukung orang yang mau berkarya. Saya enggak asing dengan kampanye gaya Golkar, karena dari kecil ikut. Suara Golkar adalah suara rakyat. Ketika Golkar mendukung pencalonan saya dengan tanpa syarat seperti ini, Golkar ingin melihat bukti saya sebagai gubernur. Selama Golkar-nya bener gitu pasti dukung saya,” ucap Ahok seperti dikutip Liputan6 di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Minggu (19/6) lalu. Dengan demikian, mungkinkah hubungan Ahok dan Teman Ahok harus kandas di tengah jalan? Ahok pulang kandang ke Golkar? Lagi pula, sejumlah pihak menilai maju Pilgub dengan jalur independen berat bagi Ahok karena diganjal UU Pilkada yang telah disahkan DPR beberapa waktu lalu. (Red/Ski)