NUSANTARANEWS.CO, Washington – Badan Kerjasama Keamanan dan Pertahanan melaporkan Departemen Luar Negeri AS telah menyetujui sebuah potensi penjualan senjata ke Arab Saudi senilai lebih dari 1 miliar dolar AS. Penjualan senjata itu mencakup suku cadang untuk kendaraan lapis baja, dukungan pemeliharaan untuk helikopter dan rudal anti-tank.
“Departemen Luar Negeri telah membuat tekad menyetujui kemungkinan penjualan peralatan militer ke Arab Saudi berupa rudal TOW 2B (BGM-71F-Series) dengan perkiraan biaya senilai $670 juta,” kata rilis Badan Kerjasama Keamanan dan Pertahanan seperti dikutip Spuntik, Jumat (23/3/2018).
Baca juga: Inggris Tetap Jual Senjata Ke Arab Saudi Meski Melanggar HAM
Kemudian, dana senilai 300 juta dolar dialokasikan untuk suku cadang umum guna mendukung armada perang Arab Saudi seperti tank M1A2 Abrams, M2 Bradley Fighting Vehicles, High Mobility Multipurpose Wheeled Vehicles, LKendaraan Lapis Baja Ringan, M198 Towed Howitzers, dukungan tambahan dan elemen terkait lainnya termasuk logistik dan dukungan program.
Berikutnya, Arab Saudi telah meminta untuk membeli hingga 6.600 rudal TOW 2B (BGM-71F-Series) dan 96 TOW 2B (BGM-71F-Series).
Baca juga: Menonton Pemusnahan Negeri Yaman Oleh Arab Saudi
Tak hanya itu, potensi penjualan lain ialah untuk kontrak Layanan Dukungan Pemeliharaan (SPM) yang disetujui dengan dana senilai 106,8 juta dolar AS. MMS mendukung armada Pasukan Komando Penerbangan Angkatan Laut Kerajaan Arab Saudi berupa AH-64D/E, UH-60L, Schweizer 333 dan Bell 406CS.
Penjualan ini dinilai sebagai upaya Arab Saudi meneruskan peperangan di Yaman yang dilanda konflik kekerasan antara pemeritnah yang dipimpin Abd Rabbuh Mansur Hadi dan pejuang Houthi, yang juga dikenal dengan sebutan Ansar Allah.
Baca juga: UEA Terlibat Perang di Yaman, Norwegia: Kami Hentikan Ekspor Senjata dan Amunisi
Koalisi yang dipimpin Arab Saudi yang melibatkan sebagian besar negara-negara Teluk Persia telah melakukan serangan dalam skala besar, termasuk serangan udara terhadap pejuang Houthi atas permintaan Presiden Hadi. (red)
Editor: Eriec Dieda
Baca juga: Koalisi Pimpinan Arab Saudi Masuk Daftar Hitam PBB Selama Perang di Yaman