NUSANTARANEWS.CO – Presiden Amerika Serikat Donald Trump membuat Presiden Cina Xi Jinping khawatir. Pada Rabu, 11 April 2017 Trump membuat sebuah cuitan di akun Twitter miliknya mengkomentari sikap Cina terhadap provokasi Korea Utara.
“Korea Utara sedang mencari masalah. Jika Cina memutuskan untuk membantu (menghentikan Korut), semua akan baik-baik saja. Jika tidak, kita akan memecahkan masalah tanpa mereka (Cina). AMERIKA SERIKAT!,” cuit Trump.
Dilaporkan WSJ, mendengar cuitan Trump, Presiden Xi Jinping langsung menelpon Presiden ke-45 AS itu. Rabu pagi waktu Beijing Xi menelpon Trump. Sayangnya, pembicaraan kedua pemimpin negara adidaya di dalam telepon itu tidak sampai ke telinga publik dan media. Bahkan, Kementerian Luar Negeri Cina menolak memberikan pernyataan terkait apa yang dibicarkan Xi dan Trump.
Trump dikenal sebagai sosok Presiden yang aktif di akun Twitter. Sehari sebelumnya, Selasa Trump juga mencuit kalau AS akan mengambil tindakan sepihak terhadap Korut bila Beijing gagal meredam Pyongyang yang belakangan gemar melakukan uji coba rudal. Bahkan, sikap Pyongyang ini juga menimbulkan kegeraman Korea Selatan dan Jepang.
Kekesalan Korsel dan Jepang didukung AS. Korut dinilai telah sengaja hendak mengobarkan api perang di kawasan. Anehnya, sikap terbaru Trump hanya berselang beberapa hari setelah dirinya dan Xi berunding di Florida pada 6-7 April lalu. Spekulasi yang menyebutkan kalau keduanya akan berunding soal Korut di Florida ternyata patut dipertanyakan apakah terjadi atau tidak.
Namun, dilaporkan kalau pertemuan selama dua hari itu hanya membahas kerjasama ekonomi dan perdagangan Cina dan AS. Bahkan, disebutkan kesepakatan Cina dan AS akan dijalankan selama 100 hari masa kerja.
“Bagi Cina, hubungan AS-Cina lebih memiliki banyak prioritas. Ini bukan soal Korea Utara,” kata profesor Hubungan Internasional di Universitas Tsinghua. Hal ini menegaskan kalau pertemuan di Florida lebih banyak bicara terkait kerjasama ekonomi, perdagangan, keamanan internet dan lain sebagainya. Tapi, bukan ihwal sikap provokatif Korut.
Dan para analis mengatakan kalau Beijing harusnya memahami sikap AS yang menembakkan rudal ke Suriah pekan lalu sebagai pertanda hal serupa juga bisa dilakukan AS terhadap Korut. Untuk itu, Korut sebagai mitra utama Cina harusnya bisa dihentikan Xi Jinping dengan memanfaatkan pengruhnya terhadap negara komunis itu.
“Beijing sedikit dilema sekarang. Di mana mereka sama-sama tengah berusaha menahan Trump dan Kim Jong Un,” kata John Delury, seorang profesor studi Cina di Universitas Yonsei, Seoul.
Terlepas dari itu, sejauh ini Gedung Putih juga menolak apa yang dibicarkan Xi dan Trump di telepon pada Rabu pagi. Namun, diprediksi kuat melalui telepon tersebut keduanya bicara soal Korea Utara. Trump mendesak Cina agar menghentikan tindakan provokatif Pyongyang.
Seperti dilaporkan, AS mengirim kapal induknya ke semenanjung Korea akhir pekan lalu. AS mendesak Korut segera menghentikan senjat nuklir Korut. Namun, Korut malah semakin menjadi-jadi, bahkan mengancam akan bereaksi terhadap modus perang yang diinginkan AS.
Reporter: Eriec Dieda
Editor: Achmad Sulaiman