EkonomiTerbaru

Catatan Pertemuan Bilateral Indonesia Jepang di Forum G20

Energi Terbarukan
Ilustrasi Energi Listrik Terbarukan

NUSANTARANEWS.CO – Catatan Pertemuan Bilateral Indonesia Jepang di Forum G20. Pada Pertemuan Tingkat Menteri Energi G20 yang berlangsung di Beijing, 29-30 Juni 2016, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said, mengajak berbagai pihak untuk mengembangkan energi terbarukan di Indonesia. Sudirman, mengajak para mitra  internasionalnya untuk berkolaborasi dalam pemenuhan energi listrik di Indonesia. Sekedar informasi, menurut Sudirman Said, saat ini masih ada 12.659 desa yang belum dialiri listrik di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong program percepatan untuk menerangi seluruh desa itu pada tahun 2020.

Langkah terobosan telah dilakukan, salah satunya adalah dengan mengajak investor untuk berpartisipasi dalam pengembangan energi terbarukan yang nilai proyeknya mencapai Rp 1.600 trilIun, atau setara dengan ¾ lebih anggaran APBN 2016, yang diharapkan bisa terwujud pada 2025 mendatang.

Di sela-sela agenda Pertemuan tingkat Menteri Energi G20, Menteri Sudirman Said melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang, Motoo Hayashi, pada Kamis 30 juni 2016 di Beijing.

Baca Juga:  Gelar Pertemuan, Anies Beri Sinyal Dukung Cagub Luluk di Pilgub Jawa Timur

Dalam pertemuan bilateral tersebut Menteri Hayashi menyampaikan komitmen bahwa Jepang akan terus berpartisipasi dalam program pembangunan di Indonesia. Hayashi juga menyampaikan rasa hormat pemerintah Jepang atas perhatian Presiden Jokowi pada penandatangan Financial Closing proyek Pembangkit Listrik  Batang, Jawa Tengah.

Dalam kesempatan itu, Hayashi juga menyinggung soal proyek Blok Masela yang dioperatori oleh Inpex Corporation. Pemerintah Jepang menghormati keputusan Indonesia terkait dengan proyek gas di Laut Arafura tersebut. Namun dengan adanya perubahan skema pengolahan dari pemerintah, pihak Jepang juga ingin ada kejelasan mengenai perjanjian kerjasama produksi selanjutnya.

Permintaan perpanjangan kontrak Blok Masela, sampai saat ini memang masih dalam pembahasan dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas). Menurut Sudirman, Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi sangat terbuka untuk setiap masukan yang konstruktif dan memberikan manfaat bagi semua pihak.

Selanjutnya Hayashi juga menanyakan mengenai proyek transmisi arus tegangan tinggi (HVDC) Sumatera-Jawa 500 kiloVolt (kV). Seperti kita ketahui, Proyek HVDC ini sempat menjadi bahan pemberitaan di tanah air karena PLN ingin menghapusnya dalam dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).

Baca Juga:  Tentang Kerancuan Produk Hukum Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden

Menanggapi hal tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan Pemerintah Indonesia menaruh perhatian sangat serius pada proyek HVDC ini, dan berjanji akan mencari jalan keluar yang menguntungkan bagi semua pihak.

Seperti kita ketahui Menteri ESDM kemudian mengakhiri polemik dengan memasukkan proyek HVDC dalam RUPTL periode 2016 – 2025, melalui surat keputusan Nomor 5899/K/20/MEM/2016. Dengan alasan bahwa ada kesiapan pendanaan berupa pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dengan jangka waktu 30 tahun. (Banyu)

Related Posts

1 of 5