NUSANTARANEWS.CO – Tentara Pembebasan Rakyat atau The People’s Liberation Army (PLA) dilaporkan telah mulai membangun pusat komando pasukan militer di Dataran Tinggi Doklam yang disengketakan China dan India. Beberapa bulan belakangan, tentara China dan India kerap terlibat perkelahian di Doklam.
Surat kabar India seperti dikutip Sputnik melaporkan bahwa PLA sedang membangun infastruktur militer terbaru di sekitar 3 mil jaraknya dari perbatasan China dan Bhutan. Infrastruktur militer baru tersebut meliputi tempat peletakan mortir dan senapan mesin serta sembilan bangunan tiga lantai yang digunakan sebagai barak, ditambah juga sekitar 300 kendaraan militer.
Selain itu, China juga menempatkan pasukannya di jarak 30 mil di Lembah Chumbi, perbatasan Bhutan. Lembah Chumbi ini berarti pasukan China berhadap-hadapan langsung dengan tentara India yang juga ditempatkan di lokasi tersebut.
- Penyelesaian Konflik India-Cina Menemui Jalan Buntu
- Babak Baru Konflik Perbatasan India-Cina
- India Bersiap Perang Melawan China dan Pakistan
- India Masuk Perangkap Cina di Doklam
- Inisiatif India Menandingi “One Belt One Road” Cina
- India Merasa Terkepung Oleh Inisiatif Belt Road Cina
- Bangladesh Mendayung di Antara Cina dan India
China dan India diketahui selalu mengalami kebuntuan di Doklam. Kedua negara sama-sama ngotot mengklaim Doklam merupakan wilayah mereka. Kebuntuan itu sempat menyulut api pertengkaran antar kedua pasukan pada Juni lalu ketika China tiba-tiba muncul di dataran tinggi tersebut.
China sendiri menyebut Doklam dengan nama Donglang dan diklaim China karena dianggap menjadi bagian dari wilayah Tibet. India mengerahkan pasukan ke wilayah yang disengketakan untuk membela sekutu mereka di Bhutan, dan selama 10 pekan PLA dan militer India berhadap-hadapan langsung dalam jarak 100 meter saja.
Kedua negara sebetulnya sempat menarik tentaranya pada 28 Agustus lalu untuk berunding mencari solusi terbaik di wilayah yang disengketakan tersebut. Namun, dua bulan kemudian, tepatnya awal Oktober sebuah laporan tiba-tiba mengabarkan kalau China sudah menempatkan 1.000 tentaranya di Dataran Tinggi Doklam. Keputusan China ini membuat India berang. Dan parahnya, 1.000 pasukan China itu tinggal dan menetap di Doklam.
Bagi India, keputusan China ini jelas sebuah indikasi mengajak perang atau konflik militer di Doklam. Pasalnya, China sangat agresif, bahkan sebelum perundingan mendapatkan hasil. Artinya, China secara terang-terangan sudah mengajak India kembali berperang seperti yang pernah terjadi pada tahun 1962 silam. Di perbatasan Himalaya tersebut, perang meletus antara pasukan China dan India. Karena India cenderung tidak siap dengan perang tiba-tiba itu, akhirnya ribuan tentara terbunuh hanya dalam kurun waktu sebulan perang. Dan kejadian serupa kembali terulang sekitar tahun 1967 dan 1987 silam meski dalam skala lebih kecil dibandingkan 1962. (red)
Editor: Eriec Dieda