Gaya Hidup

Benarkah Jiwa Sosial Orang Lajang Lebih Baik Dari Mereka yang Sudah Menikah?

orang lajang, jomblo, menikah, pernikahan, jiwa sosial, ikan sosial, jiwa sosial jomblo, nusantaranews
Jiwa sosial orang lajang disebut lebih kuat. (Foto: unsplash.com/Kelsey Chance)

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Sebuah penelitian yang diterbitkan pada tahun 2015 silam menyebutkan bahwa orang lajang memiliki ikatan sosial yang lebih kuat sehingga ringan tangan membantu orang lain.

Penelitian tersebut, seperti dikutip The Independent, menyebut pernikahan dapat membatasai orang secara sosial. Bahkan, pernikahan tak jarang pula kerap tak berakhir dengan kebahagiaan.

Baca juga: Dibandingkan Pria, Wanita Lebih Bahagia Saat Mereka Lajang

Studi tentang ini dipublikasikan dalam Journal of Social and Personal Relationships. Para peneliti menemukan seseorang yang lajang lebih sering berhubungan dengan orang lain dan memberikan bantuan dibandingkan mereka yang telah menikah.

Selanjutnya, studi ini juga menemukan bahwa menjadi lajang dapat meningkatkan koneksi sosial yang cukup baik, pria maupun wanita. Ini merupakan sebuah tren yang tetap ada bahkan ketika mempertimbangkan penjelasan struktural dari hubungan sosial.

Baca juga: Menikah Membuat Orang Lebih Bahagia Daripada Terus Melajang

Para peneliti menyimpulkan bahwa alih-alih mempromosikan pernikahan, kebijakan publik harus mengakui kendala sosial yang terkait dengan pernikahan dan mengakui bahwa individu lajang memiliki keterlibatan yang lebih besar dengan komunitas yang lebih luas.

Untuk memperkuat hasil studi tersebut, pada Mei 2017 perwakilan TEDx Bella DePaulo mengatakan masyarakat kerap meremehkan kehidupan, status sosial dan kisah orang lajang atau jomblo. Yang kerap diceritakan masyarakat ialah kisah romantis, tentang bagaimana dua orang yang bertemu lalu menikah. Sebaliknya, kehidupan seorang lajang amat jarang diceritakan. Celakanya, melajang kerap dipandang sebagai sebuah aib dan memalukan serta dianggap tidak laku.

Baca juga: 8 Lencana Kehormatan Gadis Lajang

Singkatnya, penelitian telah menunjukkan bahwa orang yang menikah tidak berakhir lebih bahagia atau lebih sehat secara psikologis daripada ketika mereka masih lajang.

(anm/nvh)

Editor: Ani Mariani

Related Posts

1 of 3,052