NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Ganja untuk pakaian? Pelet kayu untuk energi? Apa bisa? Bahan baku terbarukan kini tak hanya berlimpah di alam, tapi juga dijumpai dalam keseharian manusia. Kini semakin banyak dikembangkan di berbagai negara belahan dunia.
Bunga
Bunga matahari kini tak hanya untuk hiasan, namun dapat digunakan minyaknya untuk memasak. Sektor industri juga menggunakan bunga kuning raksasa ini juga untuk minyak pelumas. Karena itu, bunga matahari disebut tanaman energi, sumber daya terbarukan. Jerman saat ini membudidayakannya dan tumbuh menjadi sekitar 400.000 hektar lahan pertanian tanaman industri tersebut.
Kayu
Hutan telah menyediakan sumber daya yang sudah sekian lama digunakan yakni kayu. Baik untuk membuat tombak, menyalakan api maupun membuat bangunan, bagi nenek moyang, kayu adalah hal yang penting. Bahkan sampai saat ini kayu merupakan bahan bangunan yang masih disukai. Lebih dari 20 persen bangunan baru di setiap negara Eropa saat ini merupakan rumah kayu.
Tanaman yang dapat menyediakan energi, adalah bahan baku terbarukan yang berkelanjutan, tentu saja termasuk kayu. Dalam satu dekade terakhir, bahan bakar pelet kayu digemari pelaku industri di Jepang dan Eropa. Pelet kayu adalah contoh bagaimana kita dapat berhemat minyak bumi, lewat bahan bakar terbarukan.
Kubis dan Minyak Kanola
Tanaman yang tergolong kubis-kubisan dapat mengahasilkan minyak kanola. Manusiantelah menggunakannya selama berabad-abad. Minyak ini diperoleh dari bijinya, bahkan minyak ini juga dimanfaatkan masyarakat sebagai minyak lampu. Pada masa industrialisasi minyak kanola digunakan sebagai pelumas untuk mesin uap.
Plastik dari tanaman
Plastik yang terbuat dari jagung, kentang atau tebu sekarang banyak diproduksi industri menjadi bioplastik. Biasanya digunakan untuk kantong sampah atau kemasan yoghurt, tetapi ada juga barang-barang sekali pakai seperti pisau cukur misalnya. Aktivis lingkungan mendesak agar produk bioplastik dapat terus lebih baik dan dapat didaur ulang, sehingga mereka benar-benar ramah lingkungan.
Jagung
Sumber daya terbarukan merupakan pemasok energi ramah lingkungan dan hampir tidak menimbulkan emisi, namun juga kerap mengundang kritik. Seringkali untuk fasilitas biogas, perlu dibangun lahan kebun jagung dan kanola yang besar. Di beberapa wilayah Eropa, lanskap-nya pun berubah. Banyak habitat tumbuhan dan satwa liar menghilang karena pengikisan lahan hijau demi ladang jagung.
Jagung terbanyak berasal dari Amerika Tengah, dan sekarang menjadi salah satu tanaman yang paling banyak ditanam di dunia. Jagung tidak hanya ditanam di lahan besar untuk bioenergi, tetapi terutama juga sebagai tanaman pangan. Di industri jagung juga dapat dimanfaatkan untuk bahan baku perekat atau lem.
Sawit
Dari buah dan bijinya, sawit dapat diperas menjadi minyak sawit. Sawit ini juga dimanfaatkan banyak jenis makanan, seperti margarin, pizza, atau biskuit. Tetapi industri juga menggunakannya sebagai bahan baku lilin, kosmetik dan deterjen. Selain itu, kelapa sawit juga ditanam untuk penggunaan bio diesel.
Namun, minyak kelapa sawit adalah sumber daya terbarukan yang banyak menuai kritik. Kelapa sawit tumbuh dengan baik di iklim yang panas dan lembab, dimana seharusnya berbagai spesies hutan tropis tumbuh dan hewan langka seperti orangutan misalnya. Di Malaysia dan Indonesia hutan tropis telah banyak dibabat dan dibakar demi perkebunan kelapa sawit dalam beberapa tahun terakhir ini.
Ganja atau Rami
Tidak dihisap, tapi ditenun. Banyak yang menganggap ganja atau rami hanya sebagai bahan memabukkan. Tapi rami digunakan untuk industri namun tidak sebagai sesuatu yang dikonsumsi dan memabukkan. Di Eropa ganja atau rami ini mulai menarik banyak petani dan industri. Industri rami banyak dibudidayakan di Perancis. Dari seratnya dapat dibuat kertas, juga kain seperti jeans rami.
Serat rami juga dapat digunakan untuk bahan isolasi. Untuk isolasi outdoor rumah memang hampir tidak dapat digunakan, sebab tak bida mentolerir kelembaban. Tapi untuk isolasi dinding, langit-langit atau atap dalam rumah, serat rami sangat cocok. Bahan ini juga baik untuk perlindungan dari hawa panas pada musim panas.
Penulis: Ricard Andhika / Editor: Romandhon