Politik

AS Kembali Kirim Pasukan Penumpas Taliban

NUSANTARANEWS.CO, Amerika Serikat – Penasihat senior kebijakan militer dan luar negeri Presiden Donald Trump mengusulkan sebuah strategi besar di Afghanistan yang secara efektif akan menempatkan Amerika Serikat kembali pada pijakan perang dengan militan Taliban. Dilaporkan, rencana baru tersebut memang masih memerlukan persetujuan Trump dalam menyerukan perluasan peran militer AS sebagai bagian dari usaha yang lebih luas untuk menekan Taliban yang diyakini bangkit kembali.

Dikutip Independent, rencana menempatkan kembali militer AS di Afghanistan ini datang dari sebuah tinjauan kebijakan menyeluruh yang dibangun dari keinginan presiden untuk mengendalikan keamanan yang diklaim terus memburuk di Afghanistan. Seorang pejabat AS, yang enggan disebutkan namanya menuturkan bahwa pertimbangan ihwal rencana ini masih dibahas di internal.

Strategi baru ini dilaporkan mendapatkan dukungan dari pejabat tinggi kabinet dan akan memberi wewenang sepenuhnya kepada Pentagon. Termasuk soal penetapan jumlah pasukan yang akan dikirim ke Afghanistan serta memberi wewenang lebih luas kepada militer untuk menggunakan serangan udara dengan target gerilyawan Taliban. Jika terwujud, ini akan menjadi kebijakan yang berlawanan dengan era Barack Obama yang membatasi militer AS di medan perang, terkhusus di Afghanistan.

Baca Juga:  Ketua DPRD Nunukan Gelar Reses Dengan Para Pedagang di Pasar Yamaker

Di era Obama, seperti diketahui, AS perlahan menarik pasukannya dari Afghanistan dengan berbagai pertimbangan, termasuk risiko besar yang harus dihadapi tentara AS dan tingginya ongkos perang karena 15 tahun mereka telah ditempatkan di sana sejak serangan 9/11.

Trump sendiri diharapkan sudah memberikan keputusan terkait usulan tersebut sebelum pertemuan puncak NATo 25 Mei di Brussels. Trump dijadwalkan hadir di pertemuan tersebut.

“Kajian ini merupakan kesempatan AS untuk mengirimkan lebih banyak tentara, tetapi bukan untuk mencapai kemenangan militer selamanya. Sebaliknya, strategi ini untuk mencoba mengakhiri konflik,” ujar seorang ahli Afghanistan di Institute Perdmaian AS, Andrew Wilder.

Strategi baru ini adalah produk dari kekhawatiran AS akan serangan militan Taliban, terutama bila menyasar basis utama AS yang dikatakan terus memerangi kelompok militan seperti Al-Qaeda dan ISIS di seluruh Asia Selatan. Meski kekuatan Taliban terus terkikis selama bertahun-tahun, tapi ancaman terhadap basis AS diyakini masih terus berlanjut.

Baca Juga:  Rahmawati Zainal Peroleh Suara Terbanyak Calon DPR RI Dapil Kaltara

Pewarta: Eriec Dieda
Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 27