NUSANTARANEWS.CO – Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) telah membeli 624 “Robotic Mules” dari General Dynamics Land Systems (GDLS) senilai US$ 162 juta. Multi-Utility Tactical Transport (MUTT) GDLS dirancang untuk mengurangi beban perlengakapan yang di bawa prajurit dengan Small Multipurpose Equipment Transport (SMET) tanpa awak 8 × 8.
SMET dapat dioperasikan dengan remote genggam atau aset berawak lain, sesuai dengan kebutuhan medan pertempuran terutama untuk tim pasukan infanteri yang terdiri dari sekitar sembilan tentara.
Menurut pejabat Angkatan Darat, MUTT dapat mengangkut hingga 1.000 pon perlengkapan dan dirancang untuk mengikuti prajurit infanteri di medan perang, melalui medan yang paling sulit. MUTT dapat meringankan hampir 80% dari beban yang di bawa seorang prajurit ketika berada di medan tempur. Dengan adanya MUTT memungkinkan tentara dapat bergerak lebih cepat melintasi medan perang.
MUTT hadir dalam beberapa ukuran: 6 × 6 dan 8 × 8 dengan panjang 9 kaki kali 5 kaki. Mampu menyediakan daya 3.000 watt dan jarak tempuh 60 mil. Selain mengangkut peralatan berat tentara, MUTT dapat menyimpan rudal anti-tank dan amunisi.
Kegunaan lainnya adalah untuk mengevakuasi tentara yang terluka dari garis depan, misi pengawasan dengan sensor teknologi tinggi, dan bahkan dapat dilengkapi dengan senapan mesin, rudal anti-tank, dan atau peluncur granat untuk melakukan misi serangan.
Prototipe SMET telah mengalami pengujiian di infantry brigade combat teams (IBCT) the 10th Mountain and the 101st Airborne divisions pada kuartal pertama 2019 untuk menjalani demonstrasi teknologi.
Angkatan Darat AS telah menguji beberapa robotika dalam beberapa tahun terakhir untuk membantu meringankan beban bagi pasukan infanteri, yang dibebani dengan baju perang yang berat, amunisi dan ransel yang penuh dengan air dan persediaan lainnya.
Marinir telah bereksperimen dengan robot yang dikenal sebagai “Big Dog,” yang dapat membantu membawa amunisi tambahan. Tapi eksperimen ini tidak dilanjutkan pada tahun 2015 karena terlalu berisik untuk dibawa bertempur.
Kunci keberhasilan “Robotic Mules” adalah berkat keterlibatan prajurit dalam proses pengembangannya. Umpan balik prajurit langsung mendorong persyaratan untuk S-MET, dan tentu saja membantu menentukan sistem apa yang paling baik untuk mengisi kesenjangan kemampuan IBCT.
Langkah besar berikutnya dari Angkatan Darat AS adalah membuat robot untuk medan perang modern dengan Artificial intelligence. (Agus Setiawan)