NUSANTARANEWS.CO, Semarang – Selama republik Indonesia ini merdeka dengan usia 73 tahun baru 3 tahun inilah resmi diakuinya perjuangan para santri dan kyai dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan negeri ini. Hal itu bermula melalui Keputusan Presiden No 22 tahun 2015 tanggal 15 Oktober 2015 yang isinya penetapan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional.
“Ini adalah bagian dari pelurusan sejarah yang selama 70 tahun negeri ini berjalan melenggang di pentas kemerdekaan, peran sejarah para santri dan kyai diabaikan. Mengapa begitu, salah satu asumsinya adalah kalimat resolusi jihad,” kata Analis Pertahanan dan Alutsista TNI, Jagarin Pane di Semarang, awal pekan lalu.
Baca Juga:
- Makna Hari Santri, Bias Modernisme Sejarah dan Gerakan Kaum Islamis Jihadis
- Apel Akbar HSN 2018, Dandim Ajak Santri Jaga NKRI
- Api Perjuangan NU yang tak Kunjung Padam
Menurut Jagarin, kalimat jihad selama puluhan tahun rezim terdahulu berkuasa menjadi menu yang tak boleh ditampilkan karena dianggap “bikin orang merinding”. Padahal jihad itu kalimat perjuangan suci dan terukur. Sejarah terkadang harus “disubyektifkan” oleh sebuah rezim tetapi juga harus “diobyektifkan” oleh penggantinya yang tak punya kepentingan.
Logikanya mudah saja, kata dia, apa yang menyebabkan Brigjen Mallaby terbunuh di Surabaya tanggal 30 Oktober 1945. Apa fikroh dan ghirohnya. Sebab TNI pada waktu itu masih jabang bayi alias belum berusia sebulan. Mengapa dia bisa terbunuh padahal dia komandannya. Inggris benar-benar dipermalukan.
“Semua baru terjawab tiga tahun terakhir ini dan membuka mata kita yang selama ini “rabun ayam”. Membanjirnya puluhan ribu anak muda santri dan laskar pejuang ke Surabaya dipicu oleh Resolusi Jihad dalam pertemuan Ulama se Jawa dan Madura tanggal 21-22 Oktober 1945. KH Hasyim Asy’ari memberikan komando tegas, mengusir penjajah adalah jihad,” jelasnya.
Simak:
- Revitalisasi Santri Sebagai Garda NKRI
- Kodim Nganjuk Meriahkan Hari Santri Dengan Drama Kolosal Laskar Santri
Jagarin menyampaikan, sesungguhnya santri dan kiai yang jumlahnya puluhan juta adalah pelapis adonan negeri yang rahmatan lil alamin ini. Santri dan kiai adalah pelapis dominan dalam bangunan fondasi NKRI. Ini salah satu sebab mengapa eksistensi NKRI masih terjaga dan terlindungi secara utuh.
“Lihatlah tampilan santri dan kiai, selalu sederhana, santun, teduh dan menyejukkan,” ujarnya.
Pewarta: Roby Nirarta
Editor: M. Yahya Suprabana