Politik

Pertama Dalam Sejarah, Golkar Akan Jadi Partai ‘Kelas’ Tiga

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Partai Golkar (Golongan Karya) untuk pertama kali dalam sejarahnya akan menjadi partai ‘kelas’ tiga menyusul sederet kasus yang menerpa internal mereka. Dalam survei elektabilitas yang dirilis LSI (Lingkaran Survei Indonesia) pada Desember 2017 menempatkan PDIP di bawah pimpinan Megawati menempati urutan nomer wahid, disusul Gerindera besutan Prabowo Subianto di nomer dua.

Prediksi LSI ini mengacu pada hasil survei yang dilakukan pasca Setya Novanto terciduk KPK sebagai tersangka untuk kedua kalinya kasus skandal e-KTP. Dalam survei tersebut, Partai Golkar cenderung mengalami tren penurunan elektabilitas yang tajam.

Tren menurunnya tingkat kepercayaan ini terpantau sejak Oktober 2016 yang semula 15,6 persen berubah menjadi 13,6 persen pada Mei 2017. Sinyal tak sedap terus menghantui Golkar menyusul pada Juni 2017 kembali partai yang berada di bawah Novanto kala itu mengalami penurunan menjadi 12,7 persen.

Tak sampai disitu, tren penurunan elektabilitas Golkar semakin tak terbendung pada Agustus 2017. Dimana kepercayaan publik terhadap Golkar nyaris menyentuh angka 10 persen, tepatnya 11,6 persen.

Baca Juga:  Hasto: Wajibkan Cakada dari PDIP Wajib Menang di Pilkada Jatim

Masuk pada November 2017, Golkar bangkit dimana dari yang semula jatuh di angka 11,6 persen dalam rentang hanya tiga bulan, Golkar mampu mengejutkan pengamat politik dengan mengalami peningkatan traffick yang cukup tinggi yakni 13,6 persen.

Namun badai benar-benar menghantam Golkar setelah sang Ketua Umum tersandung masalah dengan KPK terkait skandal e-KTP jilid II. Dimana elektabilitas Golkar terjun bebas menjadi 11,6 persen.

Secara bersamaan, LSI menggelar survei. Hasilnya mengejutkan. Golkar yang selama ini dikenal sebagai partai besar nomor satu di Indonesia, terancam akan menjadi partai nomer tiga atau empat dari daftar partai-partai besar di Indonesia.

Adapun rilis survei LSI Denny JA berdasarkan simulasi pasca Novanto menjadi tersangka KPK untuk kedua kali menemukan, elektabilitas partai di posisi pertama diduduki PDIP dengan jumlah 24,2 persen. Disusul di urutan kedua ada Partai Gerindra dengan poin 13,4 persen.

Kemudian baru ada Golkar yang hanya memperoleh 11,6 persen. Posisi tiga ini, lanjut Denny JA bisa tergeser sewaktu-waktu oleh Partai Demokrat yang berada di peringkat empat dengan raihan poin 5,9 persen serta PKB dengan jumlah yang cukup tipis yakni 5,2 persen.

Baca Juga:  Tangkis “Serangan” Paslon 01 dengan Data dan Fakta Akurat, Khofifah-Emil The Best

Atas dasar itulah ancaman terburuk dalam sejarah Golkar tampaknya menanti di Pemilu 2019 mendatang. (*)

Pewarta/Editor: Romandhon

Related Posts

1 of 22