Politik

Bukan Akom, Siapa Sosok Tepat Pengganti Setnov?

NUSANTARANEWS.CO, Jakarta – Tugas Partai Golkar saat ini tak hanya mencari sosok pengganti Setya Novanto di kursi ketua umum, tetapi juga menentukan siapa sosok yang akan menjadi Ketua DPR. Seperti diketahui, selain menjabat sebagai Ketum Golkar, Setya Novanto juga merupakan Ketua DPR RI.

Menurut pengamat Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Gun Gun Herianto, dinamika internal Partai Golkar akan tercermin pada Munaslub. Sebab, kata dia, yang terpenting harus rilakukan Golkar saat ini adalah segera mengganti Setya Novanto sebagai Ketua Umum Partai.

“Yang terpenting saat ini adalah bagaimana memastikan siapa ketua umum Partai Golkar,” kata Gun Gun di kawasan Cikini, menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 925/11/2017).

Apalagi, kata dia, Golkar saat ini sedang mengalami titik jenuh political image, atau citra politiknya menyusul Setya Novanto dibui KPK. “Harus digantikan dengan sosok lain,” katanya.

Lebih lanjut, Gun Gun mengingatkan Golkar agar tak memilih sosok pemimpin yang tidak bermasalah dengan hukum. Baik itu untuk Ketua Umum Golkar maupun Ketua DPR RI.

Baca Juga:  Sosok Hashim Djojohadikusumo Jadi Magnet 37 Organisasi Bergabung di FORMAS

Ade Komaruddin yang sebelumnya sempat menggantikan Setya Novanto di kursi Ketua DPR diketahui sudah bolak-balik menjadi saksi di KPK terkait kasus dugaan korupsi proyek pengadaan e-KTP yang disebut merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun. Artinya, pria yang akrab disapa Akom dinilai sepatutnya tak lagi dicalonkan sampai benar-benar clear dan clean.

“Yang jelas bukan sosok orang yang bermasalah sehingga ke depan agak memudahkan memamintenace Partai Golkar, baik itu Pilkada maupun Pilpres,” kata Gun Gun.

Ia berpendapat, solusi paling tepat yang harus diambil oleh Partai Golkar adalah dengan melaksanakan Munaslub. “Solusinya adalah di internal Partai Golkar dengan instrumen yang dimiliki sekarang aturan organisasi dan kemudian memunculkan kompetisi lagi, bukan kemudian seperti kemarin, seperti proses rekonsiliasi antara Ical (Aburizal Bakrie -red) dan Agung Laksono yang berujung pada zona nyaman. Sehingga masing-masing memunculkan kaca retak bernama Setnov,” paparnya.

Gun Gun mengingatkan bahwa kasus yang sekarang ini sedang dihadapi oleh Setnov membuat bargaining position Partai Golkar lemah.

Baca Juga:  Temui Buruh Pabrik Rokok Grendel, Inilah Janji Cagub Risma Untuk Buruh

“Karena kasus Setnov dan kasus hukumnya bagi saya adalah posisi yang sangat tidak aman bagi positioning Golkar, dengan rivalitas partai lain contoh negosiasi Golkar menjelang Pilpres, menjelang Pilkada sangat tidak menguntungkan,” pungkasnya.

Reporter: Syaefuddin Al Ayubbi
Editor: Eriec Dieda

Related Posts

1 of 14